Kata Epidemiolog Mengapa PPKM Tidak Efektif Turunkan Laju COVID-19
Ilustrasi. (Foto: MP/BPBD DIY)
MerahPutih.com - Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tahap II tidak efektif menurunkan laju COVID-19. Pasalnya, masyarakat tetap melakukan mobilitas seperti sebelum PPKM diterapkan.
"Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) II dari berbagai kajian memang dinilai tidak efektif karena mobilitas masyarakat tidak terlalu berubah, masih saja tinggi," ujar epidemiolog UGM Citra Indriani di Yogyakarta, Selasa (2/2).
Hal ini didasarkan pada angka kasus COVID-19 tetap naik tajam usai PPKM II diberlakukan. Data terkahir menyebutkan, penambahan kasus COVID-19 mencapai lebih dari 10 ribu per hari.
Baca Juga:
Ia menegaskan, pemerintah perlu lebih konsisten dan tegas menerapkan PPKM di lapangan. Selain itu, pemerintah perlu getol mengajak masyarakat menjalankan prokes seperti mencuci tangan,menjaga jarak, dan menggunakan masker.
Di samping itu, pemerintah perlu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan PPKM di daerah-daerah.
“Pembatasan masyarakat perlu di on-off on-off-kan dan hidup dengan tatanan new normal dengan penerapan prokes ketat. Model seperti perlu diterapkan sampai vaksin bisa meng-cover seluruh penduduk Indonesia,” jelas dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini.
Senada, epidemiolog UGM lainya Riris Andono Ahmad menyebut, Indonesia saat ini berada dalam posisi tertinggi penduduk terkena COVID-19 se-Asia Tenggara.
Baca Juga:
PPKM Efektif, Wagub DKI Minta Pemerintah Pusat Tambah Fasilitas COVID-19
Kurva pandemi di Indonesia belum mencapai puncaknya, bahkan sedang meninggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya rumah sakit yang tidak mampu menampung pasien COVID-19.
"Penerapan 3M tidak lagi cukup. Pemerintah harus lebih tegas melakukan pembatasan mobilitas hingga berkurang 70 persen," tegas dia.
Pembatasan secara ketat, imbuhnya, mungkin akan menuai respons negatif dari masyarakat. Namun, langkah ini sudah dilakukan di sejumlah negara dan terbukti membuat negara-negara tersebut mampu menekan laju pandemi. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
Kunjungi Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi Mau Reuni dengan Teman Kuliah
Kemenlu Ungkap Diplomat Arya Daru Pernah Hadapi Bahaya di Turki dan Iran Hingga Saksi Kasus TPPO di Jepang
Diplomat Muda Tewas Dilakban di Kamar Kos, UGM Selaku Almamater Angkat Suara
Sosok Mahasiswa UGM yang Tewas Tenggelam di Maluku Tenggara Disebut Punya Pengabdian Tinggi dan Penuh Dedikasi
Kronologi 2 Mahasiswa KKN UGM Meninggal Akibat Perahu Terbalik di Maluku