Kasus Novel Bikin Bekas Bos KPK Tidak Percaya Jokowi
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Foto: merahputih.com/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.com - Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai sampai saat ini belum terlihat kesungguhan para elit politik dalam memberantas korupsi. Busyro juga meyangsikan sikap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ke depannya dalam memberantas rasuah.
"Sejak dulu korupsi selalu dimainkan aktor politik yang di birokrasi negara. Sejak 15 tahun hingga sekarang dan ke depan tidak ada tanda-tanda kesungguhan elit," kata Busyro saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (24/7).
Baca Juga: Pelaku Penyerangan Novel Kenakan Sarung Tangan Agar Tak Terdeteksi
Ada sejumlah indikator hingga Busyro menyatakan hal tersebut. Yang paling nyata, kata Ketua PP Muhammadiyah itu penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang tak kunjung terungkap.
"Kasus teror (air keras) terhadap Novel yang hakikatnya teror terhadap KPK dan gerakan pemberantasan korupsi, begitu juga hasil TPF (Tim Pencari Fakta) bentukan Kapolri yang justru menyudutkan sdr Novel, serta langkah Pansel (Capim KPK Jilid V) yang super aneh, adalah sebagian saja indikator tidak seriusnya pemerintah dan elit politik dalam membasmi korupsi," tegas Busyro.
Baca Juga: TGPF Kasus Novel Tanggapi Isu Keterlibatan Petinggi Polri
Meski demikian, Busyro mendorong masyarakat madani agar tetap mendukung pemberantasan korupsi. Tetap memerangi korupsi bersama media, ormas agama, NGO, dan kelompok-kelompok akademisi atau dari perguruan tinggi.
"Lihat kabinet yang jika menjadi kabinetnya oligarki politik dan bisnis, apa yang harus dilakukan masyarakat madani, seperti media, ormas agama, perguruan tinggi, NGO? Soal pilihan moral," tutup Busyro. (Pon)
Baca Juga: Tim Bentukan Kapolri Gagal Ungkap Kasus Penyerangan Novel Baswedan
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Dukungan Projo ke Prabowo Dinilai Langkah Terhormat Dalam Politik Kebangsaan
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Jokowi: Prinsip Dasar Transportasi Bukan Mencari Laba
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Novel Baswedan: TWK KPK Manipulatif, Pimpinan Baru Jangan Lanjutkan Kebijakan Firli