Kasus Kekerasan Seksual Makin Banyak Terjadi, Ketahui Cara Menghindari Lengkap dengan Sanksi Pidana untuk Pelaku

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 16 April 2025
Kasus Kekerasan Seksual Makin Banyak Terjadi, Ketahui Cara Menghindari Lengkap dengan Sanksi Pidana untuk Pelaku

Ilustrasi kekerasan seksual. (Foto: Pixabay/Roszie)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Perempuan dan anak merupakan golongan yang paling rentan mengalami kekerasan seksual, dan kejahatan ini memiliki angkanya cukup tinggi di Indonesia.

Belum lama ini rentetan kasus kekerasan seksual menimpa perempuan di instansi kesehatan. Mulai dari kasus Dokter Residen (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) di diduga perkosa keluarga pasien, di RSHS Bandung, Jawa Barat.

Kemudian yang terbaru, dokter Obgyn yang melecehkan wanita hamil saat melakukan pemeriksaan USG di klinik di Garut, Jawa Barat.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), data simfoni Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) menyebut terdapat 6.187 kasus kekerasan sejak Januari 2025. Sebanyak 62 persen korban di bawah umur. Kekerasan seksual merupakan yang terbanyak dengan 2.598 kasus.

Baca juga:

Dokter Diduga Lecehkan Pasien saat USG, Komisi IX DPR Desak Polisi Usut Tuntas

Kekerasan seksual ada banyak jenisnya. Pasal 4 Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), ayat (1) menjelaskan jenis tindak pidana kekerasan seksual terdiri atas:

1. Pelecehan seksual nonfisik, yaitu pernyataan, gerak tubuh, atau aktivitas yang tidak patut dan mengarah kepada seksualitas dengan tujuan merendahkan atau mempermalukan.

2. Pelecehan seksual fisik.

3. Pemaksaan kontrasepsi

4. Pemaksaan sterilisasi

5. Pemaksaan perkawinan

6. Penyiksaan seksual;

7. Eksploitasi seksual;

8. Perbudakan seksual; dan

9. Kekerasan seksual berbasis elektronik.

Kekerasan seksual yang paling umum terjadi terdapat pada poin 1 dan 2 yaitu pelecehan seksual verbal dan pecehan seksual fisik.

Pelecehan verbal adalah bentuk pelecehan yang menggunakan kata-kata, komentar, atau ucapan yang bersifat seksual dan merendahkan. Bentuk dari pelecehan verbal ini meliputi komentar tentang tubuh seseorang, ucapan bernada seksual, candaan cabul, hingga ejekan yang bersifat seksual.

Meskipun tidak melibatkan kontak fisik, pelecehan verbal dapat sangat merusak mental dan rasa percaya diri korban. Faktanya, korban selalu mengalami krisis diri, malu, takut disalahkan. Pelecehan ini sering dianggap sepele karena dianggap suatu hal yang wajar.

Sementara itu pelecehan fisik adalah bentuk pelecehan yang melibatkan sentuhan atau kontak tubuh. Perilaku melecehkan ini mencakup tindakan seperti menyentuh, meraba, mencium, atau bahkan tindakan lebih ekstrem seperti percobaan pemerkosaan.

Baca juga:

Modus Pelaku Pelecehan Seksual di RSHS Bandung: Sempat Bius Korbannya hingga Tak Sadarkan Diri

Hukum Pidana Kekerasan Seksual

Seseorang yang melakukan kejahatan seksual sudah pasti bisa dikenai sanksi hukum pidana. Pelaku pelecahan seksual verbal dapat dipidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling banyak Rp10 juta.

Menurut Pasal 5 dan Pasal 6 huruf a UU TPKS merupakan delik aduan. Namun, ketentuan ini tidak berlaku bagi korban penyandang disabilitas atau anak.

Sementara pidana pelaku pelecehan seksual fisik berupa penjara paling lama 12 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 300 juta.

Kemudian, setiap orang yang menyalahgunakan kedudukan, wewenang, kepercayaan, atau perbawa yang timbul dari tipu muslihat atau hubungan keadaan atau memanfaatkan kerentanan, ketidaksetaraan atau ketergantungan seseorang, memaksa atau dengan penyesatan menggerakkan orang itu untuk melakukan atau membiarkan dilakukan persetubuhan atau perbuatan cabul dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 300 juta.

Baca juga:

Pemerintah Didesak Cabut Gelar Guru Besar UGM Pelaku Kekerasan Seksual

Cara Menghindari Kekerasan Seksual

1. Membuat boundaries

Seseorang yang mengetahui bounderies dirinya akan lebih tegas dan berani untuk bersuara artibya berani mengatakan 'tidak'. Ia memahami batasan mana yang boleh dan tidak boleh untuk disentuh. Mereka yang mempunyai bounderies juga akan lebih sadar kalau dia korban kejahatan atau pelecehan seksual.

2. Tetap waspada di tempat umum

Tidak ada tempat aman bagi perempuan. Kasus kejahatan dan oelecehan seksual kerap terjadi dimana saja dan kapan saja. Perempuan dan siapapun harus tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.

Hindari menghabiskan waktu sendirian di tempat yang sepi dan pastikan perangkat komunikasi, seperti ponsel, mudah dijangkau jika terjadi keadaan darurat.

3. Jangan percaya dengan orang asing

Siapa saja berpotensi menjadi pelaku kejahatan dan kekerasan seksual. Percaya pada orang yang baru ditemui akan sangat berbahaya, baiknya selalu pasang jarak aman terhadap orang asing yang kalian kenal. (Tka)

#Kejahatan Seksual #Kekerasan Seksual #Kekerasan Seksual Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Putusan ini merupakan bentuk kehadiran negara melindungi korban.
Dwi Astarini - 1 jam, 45 menit lalu
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Indonesia
Mahasiswi Pemasok Anak Korban Pedofil Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Divonis 11 Tahun Bui
Fani mahasiswi berusia 21 tahun itu terbukti sebagai pemasok tiga orang anak yang menjadi korban aksi bejat eks AKBP Fajar Widyadharma.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Mahasiswi Pemasok Anak Korban Pedofil Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Divonis 11 Tahun Bui
Indonesia
Divonis 19 Tahun Bui, Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Cabuli Bocah karena Hobi Nonton Bokep
Majelis hakim juga mewajibkan eks Kapolres Ngada itu membayar restitusi sebesar Rp 359 juta lebih kepada para korban.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Divonis 19 Tahun Bui, Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Cabuli Bocah karena Hobi Nonton Bokep
Indonesia
Komisi XIII DPR Dukung Hukuman Maksimal untuk Mantan Kapolres Ngaada
Kejahatan yang dilakukan Fajar merupakan tindakan luar biasa yang mencoreng institusi kepolisian dan melukai perlindungan terhadap anak.
Dwi Astarini - Selasa, 21 Oktober 2025
Komisi XIII DPR Dukung Hukuman Maksimal untuk Mantan Kapolres Ngaada
Indonesia
Guru Anggota TPPK Lakukan Kekerasan Seksual, DPR: Harus Dihukum Berat
Wakil Ketua Komisi X DPR RI menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah dan kepercayaan yang diberikan kepada seorang guru.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 28 Agustus 2025
Guru Anggota TPPK Lakukan Kekerasan Seksual, DPR: Harus Dihukum Berat
Dunia
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
X mengatakan pihaknya tak menoleransi materi pelecehan seksual anak dan menegaskan bahwa pemberantasan pelaku eksploitasi anak tetap menjadi prioritas utama.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
Indonesia
Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok
Negara, berkomitmen hadir dan bertindak atas setiap kasus kekerasan, karena Kementerian PPPA meyakini tidak satu pun perempuan dan anak boleh menjadi korban kekerasan, terlebih kekerasan seksual.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok
Dunia
Tanpa Alasan Jelas, Departemen Kehakiman AS Pecat Jaksa dalam Kasus Diddy dan Epstein
Departemen Kehakiman diketahui telah memecat sejumlah pengacara yang menangani kasus-kasus yang membuat marah Presiden Trump.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Tanpa Alasan Jelas, Departemen Kehakiman AS Pecat Jaksa dalam Kasus Diddy dan Epstein
Indonesia
Naik Citilink Pegang-Pegang Paha Anak, Pria Lulusan Kedokteran Jadi Tersangka
Setelah pesawat mendarat sekitar pukul 23.00 WIB di Terminal Bandara Soetta, pihak maskapai melaporkan kasus itu ke polisi bandara.
Wisnu Cipto - Rabu, 16 Juli 2025
Naik Citilink Pegang-Pegang Paha Anak, Pria Lulusan Kedokteran Jadi Tersangka
Indonesia
Diciduk di Tasikmalaya, Pria Bekasi Tega Perkosa Anak Tirinya 2 Tahun Mengaku Dirasuki Setan
Polisi telah meringkus pelaku yang sempat kabur bersembunyi di kawasan Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Juli 2025
Diciduk di Tasikmalaya, Pria Bekasi Tega Perkosa Anak Tirinya 2 Tahun Mengaku Dirasuki Setan
Bagikan