Kasus COVID-19 Jabar Melonjak, Layanan Ambulans Kewalahan
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Foto: MP/Dok Humas Jabar)
MerahPutih.com - Lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Barat membuat layanan ambulans kewalahan menerima panggilan masyarakat. Melonjaknya kasus diduga karena mulai meningkatnya paparan kasus COVID-19 oleh varian Delta, yaitu virus mutan yang pertama kali diidentifikasi di India.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, lonjakan kasus mulai terjadi pasca-libur Lebaran. Sebelum Lebaran, jumlah kasus cenderung landai. Tetapi pasca-Lebaran, grafiknya terus naik.
“Artinya sangat masif. Kita tahu di sekitar kita ada Delta yang sebarannya cepat, menyebabkan kematian lebih cepat,” kata Nina, dalam jumpa pers daring, Rabu (30/6).
Baca Juga:
Total 52.350 Anak di Jabar Terjangkit COVID-19, 132 Nakes Meninggal Dunia
Ia mengatakan, ada kaitan meningkatnya jumlah kasus, termasuk angka kematian, dengan hadirnya varian Delta. Saat ini, situasi di rumah sakit disibukkan dengan melimpahnya pasien dengan beragam kondisi.
Tidak sedikit pasien dengan kondisi berat meninggal di rumah sakit. Tetapi ada fenomena bahwa kematian tidak hanya menyerang pasien dengan komorbid atau lansia.
“Dulu kematian pada komorbid/lansia, sekarang ternyata banyak juga anak muda karena Delta ini,” katanya.
Banyaknya kasus COVID-19, juga yang meninggal, membuat layanan ambulans super sibuk. Mobil jenazah ini harus bolak-balik ke rumah sakit, pemakaman, kemudian kembali lagi ke rumah sakit.
“Itu sebetulnya di pemakaman sudah antre, sudah ada jadwal sehingga kadang-kadang warga yang ingin memakai tidak kebagian ambulans. Karena banyakan kasus yang harus pakai ambulans,” katanya.
Baca Juga:
Ridwan Kamil: Lockdown 731 RT di Jabar Butuh Biaya Rp 2,5 Miliar
Sebagai contoh di Rumah Sakit Hasan Sadikin (Bandung), untuk memindahkan pasien COVID-19 dari IGD menuju gedung isolasi tidak melalui lorong rumah sakit. Tetapi menggunakan mobil ambulans. Sehingga mobil tersebut harus keluar rumah sakit menempuh jalan ke sekitar rumah sakit dan masuk ke gedung isolasi.
“Mobilisasi ambulans itu bukan main. Sehingga ke depan perlu rencakankan lagi agar ambulans lebih banyak layani masyarakat,” kata mantan Dirut RSHS ini. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Kurangi BOR, Pemprov Jabar Pindahkan Pasien COVID-19 ke Hotel
Bagikan
Berita Terkait
Dewan Gerindra Desak BPKN Selidiki Temuan Sumber Air Aqua dari Sumur Bor di Subang
Pabrik Air Kemasan Pakai Sumur Bor, Badan Perlindungan Konsumen Diminta Turun Tangan
Gubernur Jawa Barat Bakal Pecat Pejabat Sembunyikan Data Deposito Rp 4,17 Triliun
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Langkah Selanjutnya Setelah Seekor Macan Tutul Dievakuasi dari Hotel di Bandung
DPRD Minta Gubernur Pramono Duduk Bareng Cari Solusi Banjir, Jangan Malah Menyalahkan Jabar
BMKG Peringatkan Warga Jawa Barat Potensi Cuaca Ekstrem 18-24 September, Bisa Picu Banjir hingga Tanah Longsor
Jawa Barat Provinsi dengan Angka PHK Tertinggi di Agustus 2025, Gubernur Dedi Mulyadi Singgung Jumlah Penduduk dan Besarnya Industri
Tingkat Kerawanan Bencana Alam di Garut Cukup Tinggi, BPBD Keluarkan Surat Edaran