Kasus COVID-19 Bisa Kembali Meningkat pada Musim Hujan


Musim hujan membuat orang cenderung di dalam rumah.
MEMASUKI bulan kesebelas, Indonesia mulai mengalami hujan yang intens di berbagai wilayah. Cuaca yang lebih dingin dan berangin ini pun diprediksi bisa meningkatkan jumlah COVID-19.
Pernyataan tersebut dipicu oleh meningkatnya kasus COVID-19 di beberapa negara bagian Timur Laut dan Barat Tengah, begitu juga di Alaska. Beberapa negara bagian termasuk Iowa, Oklahoma, Vermont, dan New Hampsire mengalami kenaikan kasus COVID-19 selama 10% selama dua minggu terakhir.
Para ahli medis khawatir bahwa musim yang lebih dingin, dalam hal ini winter di luar negeri, bisa mendorong kasus COVID-19. Ini disebabkan karena temperatur yang lebih rendah dan cuaca hujan cenderung membuat orang memilih untuk berada di dalam ruangan. Banyak pula diantaranya yang tidak menggunakan masker. Alhasil, akan ada kerumunan orang yang lebih banyak pada lokasi indoor.
Baca juga:
Rajin Cuci Tangan untuk Terhindar dari Pilek saat Musim Hujan dan Banjir

Meskipun Indonesia tidak mengalami musim dingin, tetapi peristiwa di atas juga bisa terjadi pada musim hujan yang diprediksikan terjadi antara Oktober 2021 sampai Maret 2022. Ketika musim hujan, temperatur menurun dan cuaca berangin sehingga orang-orang cenderung memilih untuk berada di dalam ruangan.
Pancaroba atau masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia juga menimbulkan beberapa penyakit seperti asma, sakit kepala, flu, nyeri sendi, dan gangguan pencernaan. Ini disebabkan karena perubahan cuaca dan temperatur, terutama dari panas ke dingin.
Kondisi tersebut bisa membuat virus lebih mudah berkembang biak dan bertahan di suhu yang lebih dingin. Sehingga, ada lebih banyak virus yang bisa menyebabkan infeksi selama pancaroba.
Meksipun diprediksikan bahwa musim hujan di Indonesia terjadi pada Oktober 2021, tetapi kenyataannya intensitas hujan baru meningkat selama November 2021 di beberapa wilayah sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini masih dianggap sebagai musim peralihan atau pancaroba.
Baca juga:

"Kita selalu khawatir ketika cuaca menjadi lebih dingin dan semakin banyak orang yang berada di dalam ruangan, mereka akan menghabiskan waktu yang lebih lama juga dalam ruangan tertutup dengan orang lain. Itu adalah lingkungan yang mana virus pernapasan akan menyebar," ungkap ahli penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, Dr William Schaffner, kepada Healthline.
Di sisi lain, tingginya jumlah orang yang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan penerapan protokol kesehatan yang memadai mampu meminimalisir peningkatan kasus COVID-19 secara efektif. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
