Karya Sastra Klasik Indonesia Mulai Diterjemahkan ke Bahasa Asing, Fadli: Ini A Little Too Late
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (4/2/2025). ANTARA/Komisi X DPR RI
MerahPutih.com - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) memiliki program menumbuhkan dan menguatkan ekosistem sastra di Indonesia juga telah merilis program bernama Laboratorium Sastra Indonesia terdiri dari Laboratorium Penerjemah Sastra dan Laboratorium Promotor Sastra.
Dua program lab itu saat ini tengah menjaring talenta-talenta sastra khususnya generasi muda untuk bisa mendalami profesi penerjemah sastra dan menjadi agen sastra sebagai penghubung antara penulis karya sastra lokal dengan penerbit-penerbit global.
Tidak hanya program laboratorium sastra, Kemenbud juga menyiapkan beragam program lainnya untuk menumbuhkan ekosistem sastra Indonesia yang akan dijalankan dalam beberapa tahun ke depan.
Acara itu di antaranya penguatan festival-festival sastra, penguatan komunitas sastrawan, manajemen talenta sastra, penguatan karya sastra berbasis IP, dan juga promosi sastra.
Selain itu, mulai 2025 ini kementeriannya secara aktif melakukan penerjemahan karya-karya sastra terutama karya sastra klasik Indonesia ke dalam bahasa lain untuk mendukung karya-karya lokal dapat mendunia.
"Tahun ini kita mulai. Selain karya-karya baru, mungkin karya-karya klasik yang belum pernah diterjemahkan termasuk karya-karya angkatan balai pustaka ya, menurut saya banyak sekali yang menarik di situ dan bisa kita mulai terjemahkan," kata Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon.
Ia mengatakan, penerjemahan karya sastra, menjadi salah satu program yang disiapkan oleh Kementerian Kebudayaan untuk menguatkan ekosistem sastra di Indonesia sebagai ekosistem penting dalam merawat kebudayaan Indonesia.
Penerjemahan karya sastra, kata ia, sebenarnya sudah dilakukan di periode-periode sebelumnya oleh pemerintah untuk mendukung para sastrawan namun tidak bisa dipungkiri program tersebut belum berjalan sistematis.
Fadli berkomitmen untuk membuat program penerjemahan karya sastra bisa dilangsungkan dengan lebih rutin dan sistematis sehingga ke depannya karya sastra Indonesia bisa memiliki lebih banyak penggemar dengan jangkauan pasar global.
Ia memaparkan, dengan inisiatif penerjemahan karya sastra yang digerakkan oleh pemerintah.
Dan berharap ke depannya bisa tumbuh gerakan serupa yang dilakukan oleh pihak lain seperti swasta dan korporasi untuk menumbuhkan dan menunjukkan kekuatan sastra Indonesia.
"Ini a little too late, tapi lebih baik terlambat daripada tidak ada sama sekali," katanya.
Proyek penerjemahan harusnya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tapi juga bisa dilakukan oleh swasta, korporasi, atau oleh perorangan untuk mendorong untuk menumbuhkan ekosistem sastra.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
2 Sastrawan Dunia Raih BRICS Award 2025, Denny JA Bawa Arah Baru bagi Sastra Modern
Denny JA Raih Penghargaan Sastra BRICS 2025, Tegaskan Representasi Asia, Afrika, hingga Amerika Latin
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
Bayangan Menbud Fadli Zon Saat Revitalisasi Benteng Indrapatra Aceh Kelar
Fadli Zon dan Gus Jazil Sepakat Seni Qasidah Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Penghargaan Sastra 2025: Merawat Nurani Bangsa di Tengah Ledakan Teknologi
Klaim tak Ada Bukti Pelanggaran HAM, Fadli Zon Justru Ungkit Jasa Besar Soeharto untuk Indonesia
Peringatan Hari Wayang, Fadli Zon: Ekosistem Kebudayaan Harus Jalan
Soeharto dan Gus Dur Layak Jadi Pahlawan Nasional
Denny JA Masuk 10 Besar Dunia Calon Penerima BRICS Literature Award 2025