Kampung Tangguh Jadi Senjata untuk Menekan Penyebaran Corona di Jakarta


Pembentukan Kampung Tanguh Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (8/12). (Foto: MP/Kanugrahan)
MerahPutih.com - Polisi membentuk Kampung Tangguh di sejumlah wilayah ibu kota. Program ini dilakukan untuk menekan penyebaran corona yang jumlahnya terus melonjak.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengatakan, dengan adanya kampung tangguh ini, warga bisa menekan angka penyebaran corona.
Nantinya, Satgas COVID-19 dan aparat pun bisa dengan mudah melakukan pemantauan karena di setiap kecamatan memilikinya.
Baca Juga:
Kapolda Metro Temui MUI, Minta Restu Tekan Penyebaran COVID di Jakarta
"Apabila ada yang bergejala dilakukan tes dan dipisahkan dari keluarga," ucap Heru di Kampung Tanguh Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (8/12).
Polisi juga membentuk Tim Pemburu COVID-19. Mereka terdiri dari Polri, TNI, dan pemerintah kota.
"Tim pemburu COVID-19 akan bergerak melalui laporan dari RT dan RW," jelas Heru.
Jika ini berjalan efektif dan mampu menekan angka COVID-19, maka Kampung Tangguh akan ditambah. Sehingga, pelayanan kepada masyarakat dari tiga pilar berjalan dengan efektif.
"Negara hadir agar masyarakat dapat pelayanan maksimal," kata dia.
Heru Novianto mengatakan, tim ini bertugas mencari titik-titik terjadi penyebaran virus yang tinggi.
"Kami jemput bola dan lebih aktif. Karena di Jakarta penyebaran COVID-19 masih di atas seribu," kata Heru.

Heru menambahkan, tim ini menerima data dari kelurahan dan kecamatan soal siapa-siapa saja yang terjangkit COVID-19.
Nah, tim sebanyak 60 orang yang mayoritas terdiri dari Bidokkes Polri dan Dinas Kesehatan ini bakal mendatangi mereka.
"Kami ada tiga sif kerja selama 24 jam. Pos dan mobile kami lakukan termasuk membubarkan titik keramaian bahkan langsung melakukan tes," jelas Heru.
Baca Juga:
PSBB Transisi Diperpanjang, Ganjil Genap di Jakarta Masih Belum Berlaku
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, dirinya akan mengevaluasi kapolsek yang tidak bisa menurunkan penyebaran COVID-19 di wilayahnya masing-masing, di kawasan Hukum Polda Metro Jaya.
“Saya akan evaluasi kapolsek yang tidak bisa menurunkan COVID-19 di wilayah tanggung jawab polsek masing-masing,” ujarnya.
Ia mengatakan, Kampung Tangguh yang dibuatnya di Jakarta memiliki perbedaan dengan Kampung Tangguh sewaktu ia buat di Jawa Timur.
Pasalnya, di Jawa Timur yang ditonjolkan adalah sifat pedesaan dan semi perkotaan dan kalau di Jakarta urban dan perkotaan.
Kemudian, perbedaan lainnya adalah di Jawa Timur masih banyak lahan kosong untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Seperti bercocok tanam agar bertahan hidup selama pandemi.
Jika di Jakarta, lahan kosong sangat susah dicari. "Inilah yang harus kita persiapkan, agar Kampung Tangguh ini bisa menjadi jalan bagi warga untuk menekan penyebaran corona," kata dia. (Knu)
Baca Juga:
34 RT di Jakarta Terendam Banjir Akibat Hujan dan Luapan Kali Ciliwung
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Polda Metro Sebar Kontak Telepon ‘Posko Orang Hilang’, Terima Laporan Anggota Keluarga atau Kerabat yang tak Ada Kabar

Tabung Gas hingga Kompor Disita dari TKP, Polisi Butuh 4 Hari untuk Pastikan Penyebab Ledakan di Pondok Cabe Pamulang

Polda Metro Jaya Jelaskan Alasan Penetapan Tersangka Direktur Lokataru, Delpedro Marhaen

Kuasa Hukum Sebut Delpedro Marhaen tak Punya Kuasa untuk Memicu Kerusuhan di Jakarta

Ajukan Penangguhan Penahanan, Tim Advokasi Sebut Delpedro tak Pantas Ditangkap

Polda Metro Jaya Tetapkan 43 Orang sebagai Tersangka Demo Ricuh, 6 Masuk Klaster Penghasut, Sisanya Perusuh

Polisi Minta PPATK Telusuri Aliran Dana ke Para Pelaku Kerusuhan Demo Jakarta

Polda Metro Jaya Geledah Kantor Lokataru Foundation Selama 2 Jam

Total Ada 6 Tersangka di Kasus Direktur Lokataru, Ini Unggahan Delpedro yang Jadi Bukti Polisi

Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP
