Kajian UI Temukan 63,1 Persen Perokok Pria Berpotensi Pakai Ganja


Ilustrasi rokok. (Foto: Unsplash/M Azharul Islam)
MerahPutih.com - Ternyata ada korelasi linear antara perokok dengan penyalahgunaan narkoba jenis ganja. khusus di kalangan kaum laki-laki. Hasil kajian studi dari Universitas Indonesia (UI) menemukan sebanyak 63,1 persen perokok laki-laki berpotensi pernah memakai ganja.
"Narkotika diawali oleh rokok. Kalau sudah rokok, lari ke ganja. Laki-laki punya potensi 63,1 persen, perempuan 51,4 persen," kata Ketua Tim Pencegahan BNN Provinsi DKI Jakarta Joko Purnomo mengungkapkan temuan kajian UI itu dalam acara "Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pelajar DKI Jakarta", Senin (5/8).
Narkoba mengandung tiga jenis zat aktif utama, yakni narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Sementara itu, rokok memiliki unsur utama nikotin yang merupakan salah satu zat psikotropika stimulan. Karena itu, menurut dia, rokok sebenarnya sudah masuk kategori narkotika jenis rendah dan hal ini jarang disadari masyarakat.
Terkait studi UI, dia menyebutkan laki-laki yang sudah memakai ganja sebesar 35,6 persen berpotensi menggunakan sabu dan potensinya pada perempuan, yakni sebesar 28,6 persen.
Baca juga:
Soal Larangan Jual Rokok Eceran, Pemerintah Diminta Tak Bikin Susah Rakyat Kecil
Joko kemudian mengungkapkan bahwa angka penyalahguna narkoba di Indonesia tahun 2019 sebanyak 3,3 juta orang, lalu naik menjadi 3,6 juta pada 2021 dan angkanya menjadi 3,3 juta di tahun 2023.
Merujuk hasil penelitian tahun 2019, Jakarta berada di peringkat ketiga secara nasional penyalahgunaan narkotika dengan jumlah 195 ribu orang. "Peringkat satu adalah Sumatera Utara dengan jumlah penyalahguna sebanyak 1,7 juta orang," kata dia, dikutip Antara.
Sementara itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan Indonesia berada pada peringkat ketiga dunia yang warganya merokok, setelah China dan India.
Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya orang tua mencegah anak merokok dan perilaku negatif lainnya seperti menggunakan narkoba, hingga terjerat pinjaman daring (pinjol).
Baca juga:
“Beban kita sebagai orang tua sepertinya lebih berat. Karena rokok elektrik itu lebih berbahaya. Menurut saya lebih rentan untuk dimasukkan cairan-cairan yang memang tidak patut digunakan,” kata dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, berkomitmen menyiapkan Generasi Emas 2045 dan salah satu yang menjadi perhatian tentang larangan merokok untuk para siswa, termasuk rokok elektrik atau vape. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Ratusan Anak Dijadikan Kurir Narkoba oleh Bandar, Polisi: Mereka Lebih Mudah Lepas dari Jerat Hukum

Peredaran Narkoba di Indonesia Masih Tinggi, Polisi Ungkap 38 Ribu Kasus hingga Sita Aset Bandar Senilai Rp 221 Miliar

Pansus KTR DKI Cabut Larangan Merokok 200 Meter dari Tempat Pendidikan dan Area Anak

Polisi Gagalkan Penyelundupan 12 Kg Sabu Senilai Rp 12 Miliar di Tol Cikampek, Ratusan Ribu Jiwa Nyaris Jadi Korban

Polisi Bongkar Pabrik Ekstasi Sindikat Residivis di Jakbar, Puluhan Ribu Jiwa Nyaris Jadi Korban

Menkeu Purbaya Pastikan Harga Jual Eceran Rokok Tak Naik pada 2026

Ammar Zoni Edarkan Narkoba di Rutan Salemba, Ditjen PAS: Ketahuan Lewat Sidak Rutin

DPR Pertanyakan Sistem Pengawasan LP, Ammar Zoni Sampai Bisa Edarkan Narkoba

DPRD DKI Minta Perda KTR Lindungi Nonperokok Tanpa Abaikan Industri Tembakau

Sindikat Peredaran Sabu 12 Kg yang Menyaru Truk Pengangkut Jeruk Ditangkap di Tol Jakarta-Cikampek, Puluhan Ribu Orang Nyaris jadi Korban
