#KaburAjaDulu Ekspresi Khas Orang Muda Yang Resah, Pemerintah Perlu Beri Penjelasan Kondisi Negara


Demo Hari Buruh atau May Day 2016 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (1/5). (Foto: Venansius Fortunatus)
MerahPutih.com - Fenomena tren bertagar #KaburAjaDulu dinilai mencerminkan sikap kritis dan sindiran generasi muda terhadap situasi sosial politik yang terjadi di Tanah Air saat ini.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengakui, tren bertagar #KaburAjaDulu yang tengah ramai di media sosial merupakan bentuk kebebasan berekspresi dan berpendapat masyarakat.
"Kami menghargai kebebasan berpendapat," ujar Meutya Hafid di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I. Yogyakarta, Kamis.
Meutya memastikan, Pemerintah menghargai hak warga untuk menyampaikan pendapat, khususnya di media sosial selama melakukannya secara positif.
Baca juga:
#KaburAjaDulu Harus Direspon Positif Oleh Pemerintah Dengan Buat Kebijakan Bikin Adem
"Kebebasan membuat tagar, monggo saja selama itu dianggap positif," ujar Meutya Hafid.
Pemerintah, kata ia, tidak akan membatasi kreativitas masyarakat dalam menggunakan media sosial selama tidak melanggar aturan yang berlaku.
"Tentu itu adalah hak dari masyarakat untuk berekspresi," ujar dia.
Tren #KaburAjaDulu populer di media sosial setelah banyak warga negara Indonesia (WNI) yang sedang bekerja di luar negeri menyarankan netizen untuk mengikuti jejak mereka bekerja di luar Indonesia.
Tren tersebut meluas setelah para WNI yang bekerja di luar negeri itu menyebutkan, banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika bekerja di luar negeri, termasuk mendapatkan upah yang tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik.
Diplomat veteran yang juga mantan menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menyebut tren tagar #KaburAjaDulu berkembang di sejumlah platform media sosial merupakan ekspresi anak muda yang perlu didengarkan sekaligus diberikan penjelasan yang cukup mengenai kondisi terkini negara lain.
"Menurut saya #KaburAjaDulu adalah ekspresi orang muda. Biasa saja dan yang tua coba lebih toleran. Jangan membercandai. Didengar saja. Jangan dibikin ruwet. Itu kan ekspresi khas orang muda yang resah,"kata Hassan dikutip Antara.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Indonesia Butuh 3 Juta Lowongan Kerja Per Tahun, Pengusaha Minta Deregulasi Sektor Ketenagakerjaan

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Komisi IX DPR: Skema Magang Solusi Strategis Pangkas Pengangguran

Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi

Bukan Sekadar Gelar! Puan Maharani Ungkap Fakta Pahit Pengangguran Sarjana di Indonesia

Menperin Klaim Kembangkan Pendekatan Baru Industrialisasi Buat Serap Pengangguran

1 Juta Sarjana Nganggur, Ini Strategi Pemerintah Kurangi Pengangguran

Kemenaker Kampanye Hentikan Percaloan Tenaga Kerja di Kawasan Industri, Bikin Sekolah Vokasi Dekat Pabrik

Begini Asumsi dan Target Kondisi Ekonomi Indonesia di 2026 Hasil Kesepakatan Pemerintah dan DPR

KemenP2MI Dorong Warga Bekerja ke Luar Negeri, Anggota DPR: Ironi karena Terkesan Dukung #kaburajadulu
