Menperin Klaim Kembangkan Pendekatan Baru Industrialisasi Buat Serap Pengangguran


Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kuliah umum di Universitas Hiroshima, Jepang, Senin (14/7/2025) (ANTARA/HO-Kemenperin)
MerahPutih.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan kuliah umum di Universitas Hiroshima, Jepang.
Dalam kuliah umum itu, Memperin memaparkan ragam strategi baru untuk memacu industrialisasi di Tanah Air yang tertuang dalam kerangka Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN).
Indonesia, kata ia, tengah mengembangkan pendekatan baru dalam industrialisasi yang berpijak pada konteks global yang dinamis, sekaligus menjawab tantangan dalam negeri yang kian kompleks.
"Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Astacita, sebuah visi pembangunan nasional yang mencakup delapan misi besar. Enam di antaranya kini telah dioperasionalkan melalui sebuah kerangka strategis yang disebut sebagai SBIN," katanya.
Baca juga:
DPR Desak Kemenperin Aktif Merespons Kekhawatiran Pelaku Industri Akibat Kebijakan Global
SBIN, lanjut ia, bukanlah sekadar lanjutan dari pendekatan masa lalu, melainkan pembaharuan dari gagasan-gagasan terbaik dalam ekonomi pembangunan, yang telah disesuaikan dengan konteks Indonesia serta tertanam dalam realitas global yang multipolar, terdigitalisasi, dan bergerak menuju dekarbonisasi.
Program yang dijalankan salah satunya adalah hilirisasi sumber daya alam.
Menperin mencontohkan, hingga tahun 2019, Indonesia masih mengekspor nikel, bauksit, dan minyak sawit dalam bentuk mentah.
Produk-produk ini menciptakan nilai tambah yang rendah, lapangan kerja yang terbatas, dan menghasilkan keuntungan yang tidak stabil.
Sejak saat itu, pemerintah mulai mewajibkan pengolahan sumber daya tersebut di dalam negeri melalui kebijakan hilirisasi.
"Transformasi ini terlihat jelas di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Dahulu merupakan daerah yang relatif terisolasi, kini menjelma menjadi pusat industri kompetitif secara global, menjadi rumah bagi klaster perusahaan multinasional di sektor pemurnian nikel dan komponen baterai,” kata dia.
Di kawasan itu, puluhan ribu tenaga kerja Indonesia kini terlibat dalam produksi baja nirkarat dan nikel sulfat berkualitas tinggi untuk baterai.
Model serupa juga tengah diterapkan pada komoditas lainnya seperti bauksit, tembaga, dan minyak sawit.
“Bahkan saat ini, Indonesia sedang memasuki rantai nilai baru untuk komoditas strategis seperti kobalt, litium, dan tanah jarang, yakni unsur-unsur penting dalam mendukung transisi energi hijau global,” katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Indonesia Butuh 3 Juta Lowongan Kerja Per Tahun, Pengusaha Minta Deregulasi Sektor Ketenagakerjaan

Adian Napitupulu Ajak Koleganya di DPR Verifikasi Data Ekonomi dan Lapangan Kerja Pidato Prabowo
Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Wamenaker Noel Pakai Kaus One Piece, Simbol Perlawanan Ketidakadilan

KPK Mulai Bidik Imigrasi Dikasus Praktik Pemerasan Tenaga Kerja Asing

Komisi IX DPR: Skema Magang Solusi Strategis Pangkas Pengangguran

Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi

Bukan Sekadar Gelar! Puan Maharani Ungkap Fakta Pahit Pengangguran Sarjana di Indonesia

Menperin Klaim Kembangkan Pendekatan Baru Industrialisasi Buat Serap Pengangguran

1 Juta Sarjana Nganggur, Ini Strategi Pemerintah Kurangi Pengangguran
