Jumat Rupiah Berjaya, Penguatan Kedua Terbaik di Asia
Ilsutrasi - Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta. (ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU/am.)
MerahPutih.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (2/2) pagi naik 39 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.726 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.765 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar bergerak menguat pada perdagangan hari ini senada dengan melemahnya dolar. Pelemahan dolar AS datang dari ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan. Harapan akan penurunan suku bunga acuan menebal seiring rilis data ketenagakerjaan teranyar.
Baca Juga:
Dilansir dari Antara, akibat referensi investor kini lebih mengarah ke aset berisiko seiring ekspektasi penurunan suku bunga Bank Cantralk membuat dolar AS kehilangan pesonanya. Ini yang sepertinya bisa dimanfaatkan rupiah untuk kembali unggul.
Tidak cuma rupiah, mayoritas mata uang utama Asia digdaya di hadapan dolar AS. Yen Jepang, rupee India, won Korea Selatan, dolar Taiwan, dolar Singapura, dolar Hong Kong, hingga peso Filipina menguat masing-masing 0,07%, 0,02%, 0,24%, 0,12%, 0,01%, 0,01%, dan 0,21%.
Baca Juga:
Dengan demikian, rupiah saat ini adalah mata uang dengan penguatan terbaik kedua di Asia. Persentase kenaikan penguatan rupiah tercatat hanya kalah dari won. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah Seiring Periode Blackout The Fed
Faktor Yang Bisa Bikin Redenominasi Rupiah Gagal Versi Analis Ekonomi Politik
Begini Tahapan Redenominasi, Butuh Waktu 6 Tahun
Menkeu Purbaya: Kewenangan Pelaksanaan Redenominasi Rupiah Berada di Bank Sentral
Istana Tegaskan Waktu Pemberlakuan Redenominasi Rupiah Masih Jauh
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Inflasi Diklaim Terkendali, Rupiah Menguat
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Pemerintah Tempatkan Duit Rp 200 Triliun di Bank, Rasio Kredit Membaik
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu