Jubir Pemerintah Tegaskan PSBB Bukan untuk Atur Gerak-gerik Warga


Jubir Pemerintah untuk percepatan penanganan Covid-19, Achmad Yurianto (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Sejumlah daerah sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona. Namun, di satu sisi PSBB ada yang menganggap membatasi gerak masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, PSBB bukan untuk mengatur gerak-gerik masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:
Kepala Gugus Tugas Tegaskan Mudik Dilarang dan Tidak Ada Kelonggaran
"Ini cara logis PSBB bukan untuk mengatur kita, tapi digunakan agar mengatur penyakit ini berhenti, enggak tertular penyakit ini, itu hakikat PSBB," kata Yuri dalam konferensi pers di BNPB, Rabu (6/5).

Yuri mengajak masyarakat untuk menggunakan PSBB ini sebagai pembatasan aktivitas masing-masing agar penyakit COVID-19 bisa terputus mata rantainya.
"Mari gunakan PSBB sebagai pembatasan aktivitas masing-masing agar secara bersama-sama putuskan rantai penularan," jelas Yuri.
"Karena kalau ada kelompok rentan akan fatal kalau terinfeksi, mari update pengetahuan kita melalui informasi yang benar," lanjutnya.
Membatasi aktivitas sosial dengan tetap tinggal di rumah, tidak bepergian, dan tidak mudik adalah senjata paling benar dan baik untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Menurut dia, kebijakan PSBB ini satu-satunya jawaban sepanjang komitmen bersama masyarakat yang ingin secepatnya pulih dalam kondisi relatif normal.
“Ada kesadaran kita tidak ingin sakit," jelas Yuri.
Lebih lanjut, Achmad Yurianto mengatakan, setiap orang tidak bisa memastikan dirinya tidak tertular Covid-19 ketika melakukan perjalanan atau berada di luar rumah. Sebab, selalu ada potensi bertemu orang tanpa gejala di fasilitas umum.
Jika terpaksa keluar rumah, Yuri menyarankan agar anggota keluarga yang memiliki imunitas paling baik yang keluar. “Tapi batasi waktunya, hindari kerumunan, jangan naik kendaraan umum yang sesak,” kata dia.
Bila seluruh masyarakat Indonesia patuh dan disiplin menjalankan instruksi pemerintah dalam pencegahan kasus Corona, di Agustus 2020, kita bisa merdeka dari Corona.
"Upaya kita menurunkan jumlah pasien yang tertular, menurunkan jumlah kasus yang meninggal hanya bisa dilakukan bila benar-benar patuh dan disiplin bersama-sama menjalankan instruksi pemerintah," kata Yurianto.
Instruksi yang dimaksud Yurianto adalah warga tetap berada di rumah, menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, tidak berada di kerumunan, menjaga jarak serta menjalankan peraturan PSBB.
Baca Juga:
Kelabui Petugas Agar Bisa Mudik, Pemudik Nekat Ngumpet di Truk Molen
"Hanya ini cara kita kalau mau menurunkan kasus ini," kata Yurianto.
Dengan komitmen bersama-sama yang dilakukan seluruh elemen masyarakat, maka virus Corona bisa terkontrol di Agustus 2020, bulan kemerdekaan Indonesia.
"Mari komitmen bersama untuk mengendalikan ini sehingga di bulan Agustus kita betul betul sudah bisa merasakan kemerdekaan dari COVID-19," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
