Jubir AMIN Sebut Bangunan IKN Telah Ada untuk Masyarakat Kalimantan Timur


Juru Bicara Timnas AMIN Ricky Valentino (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)
MerahPutih.com - Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi satu-satunya pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang menolak pemindahan ibu kota dari Jakarta.
Anies berpendapat, harus ada kajian ulang keberlanjutan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Juru Bicara Tim Nasional Anies-Muhaimin (AMIN) Ricky Valentino menyatakan, kajian ulang proyek IKN bertujuan agar terjadinya pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Indonesia.
Baca Juga:
Kunjungi IKN, Ganjar Unjuk Keseriusan Lanjutkan Pemindahan Ibu Kota
"Kami bukan tidak setuju Kalimantan dijadikan ibu kota, hanya saja kami ingin terjadi pemerataan pembangunan terlebih dahulu di daerah-daerah. Jangan sampai anggaran Rp 466 triliun berpusat pada satu daerah saja," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (7/12), seperti dikutip Antara.
Hal tersebut disampaikan Ricky menjawab pernyataan Wakil Ketua DPRD Kaltim Seno Aji, yang menyatakan kekecewaan kepada calon presiden nomor urut 1 atas keinginan untuk lakukan kajian ulang IKN.
Dia menjelaskan, pemerataan pembangunan yang tertuang dalam visi misi pasangan AMIN, yakni membangun desa tertinggal menjadi maju, membangun daerah kecil menjadi menengah serta daerah menengah menjadi besar. Sehingga tidak terjadi ketimpangan di tengah masyarakat Indonesia.
"Anies sudah berulang kali mengatakan bahwa pemerataan pembangunan itu adalah kunci untuk meningkatkan kualitas manusia," katanya menegaskan.
Baca Juga:
Jika Terpilih Presiden, Ganjar akan Gunakan APBN untuk Bangun IKN
Lanjut dia, apabila suatu daerah maju dalam bidang infrastruktur dan transportasi, akan secara langsung berimbas terhadap perekonomian masyarakat, dan ujungnya akan membuat kualitas manusia meningkat.
Menurut dia, saat ini belum saatnya Indonesia membuat ibu kota baru di tengah kondisi APBN yang terus saja mengalami defisit, apalagi ditambah beban utang negara yang besar, di mana wajib dibayarkan premi dan pokok setiap tahunnya.
"Kami harus dahulukan mana menjadi prioritas, jangan sampai anggaran banyak digelontorkan tapi tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," jelasnya.
Menurut dia, sesuai informasi resmi pemerintah bahwa total dana pembangunan IKN menelan anggaran sebesar Rp 466 triliun. Anggaran pembiayaan itu dari APBN hanya sekitar Rp 89,4 triliun. Lalu Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan swasta Rp 253,4 triliun, sementara BUMN serta BUMD Rp 123,2 triliun.
"Jika anggaran sebanyak itu diberikan kepada daerah-daerah sekitar Kalimantan dan seluruh Indonesia, tentu akan membuat daerah tersebut menjadi maju," ungkapnya.
Kendati demikian kata dia, pembangunan yang sudah berjalan di IKN sekarang bukan tidak berguna. Nantinya, bangunan yang sudah selesai akan bisa dijadikan pusat perekonomian dan pemerintahan masyarakat Kalimantan Timur. (*)
Baca Juga:
Kampanye di Kaltim, Ganjar Komitmen Lanjutkan Proyek IKN Nusantara
Bagikan
Berita Terkait
Komisi II DPR Dukung Syarat Prabowo Teken Keppres Pemindahan ke IKN

IKN Bakal Terus Diguyur Dana, DPR Jamin Tak Akan Layu Sebelum Berkembang

Banggar DPR Janjikan Tiap Tahun IKN Dapat Anggaran, Proyek Tidak Boleh Mangkrak

Ketemu Pimpinan DPR, Kepala OIKN Minta Status Bandara Diubah

TNI AL Bangun 5 Batalyon Infantri Anyar Termasuk di IKN

Apresiasi Usulan NasDem, Komisi II Kaji Wacana Penundaan Sementara Pembangunan IKN

PAN Bicara Potensi Polemik Gibran Pindah Kantor ke IKN, Minta Prabowo Turun Tangan

NasDem Usul Wapres Gibran Berkantor di IKN, PDIP Setuju Biar Pisah Sama Prabowo

Politikus DPR Dukung Peringatan HUT RI Digelar di Jakarta Dibanding di IKN, Lebih Efisien dan Terjangkau

Komisi II DPR Dukung HUT ke-80 RI Digelar di Jakarta, Lebih Meriah dan Hemat Anggaran
