Jokowi Diminta Waspadai Menteri ESDM 'Titipan' Kartel Minyak dan Mafia Migas


Presiden Jokowi. Foto: ANTARA
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo disebut bakal mengganti sejumlah menterinya di kabinet mendatang. Salah satu pos yang bisa saja diganti adalah menteri di bidang energi yang kini dikomandoi Ignasius Jonan.
Pengamat energi Ferdy Hasiman menilai sosok Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ke depan bukanlah titipan partai politik, sekelompok group bisnis dan tak bagian dari mafia migas yang menjadi sumber masalah di sektor energi.
Baca Juga
Hasil Survei Rekomendasikan Partai Gerindra Sebaiknya Jadi Oposisi
"Menteri ESDM harus bersih, memiliki kapasitas, berani melawan mafia dan kekuatan oligarki yang sudah lama membentuk kartel di sektor energi dan tambang," kata Ferdy dalam keterangannya, Jumat (18/10).

Ferdi mengatakan, martel-oligarki di ESDM adalah modus untuk melakukan monopoli Sumber Daya Alam (SDA) mulai energi, tambang sampai urusan kelistrikan.
"Kita berharap tak ada lagi jaringan mafia migas yang dulu menggunakan PT Pertamina Energi Trading (Petral/anak usaha Pertamina) yang bertugas membeli Bahan Bakar Minya (BBM) di perusahaan-perusahaan trading di Singapura;" jelas Ferdy.
Ia melihat, sulitnya memberantas mafia migas, karena rantai jaringan mereka panjang, mulai dari Pertamina, BUMN, Partai Politik sampai di Istana.
Baca Juga
Gerindra Bantah Prabowo Minta Jatah Tiga Menteri di Kabinet Jokowi-Ma'ruf
"Ada cerita, seorang mafia yang sangat terkenal dulu suka mengatur-atur Presiden dan mempengaruhi kebijakan penting di ESDM dan Pertamina. Mafia migas memiliki petron sangat kuat. Itulah mengapa memutus rantai jaringan mafia migas sulit dan sulit bagi Presiden paska reformasi berani melikuidasi Petral," terang Peneliti Alpha Research Database dan Penulis Buku 'Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara' ini.
Ferdy menilai, sampai sekarang, rantai mafia migas masih menempel seperti benalu di Partai Politik, sambil mencari cela bagaimana mereka mencoba bermain kembali dan bagaimana Presiden Jokowi bisa melunak.
"Atas dasar itu, kami menganjurkan agar Presiden Jokowi perlu sterilkan Kementerian ESDM dari partai politik dan yang pernah dicurigai masuk radar mafia migas," jelas Ferdy.

"Jika masih memilih jaringan mafia, tidak ada gunanya Jokowi melikuidasi Petral dengan susah payah tahun 2015 silam, karena akan muncul lagi mafia-mafia migas dalam bentuk yang baru;" tambah Ferdy.
Baca Juga
Analis Komunikasi Politik: Kabinet Kerja Jilid II Idealnya Kabinet Meritokrasi
Ferdy berharap, Jokowi perlu teliti, berani melawan tekanan siapapun, termasuk partai pengusungnya.
"Jokowi harus benar-benar menggunakan hak prerogatifnya dalam memilih menteri ESDM agar ketahanan energi terjaga, ESDM dibebaskan dari mafia dan Jokowi mampu memberantas kartel-oligarki di ESDM," tutup Ferdy. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Prabowo Minta Pejabat Perbaiki Komunikasi Publik, Bahlil: Agar Program Tersampaikan dengan Baik

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Ajukan Praperadilan, MAKI Desak KPK Tuntaskan Kasus Korupsi Petral dan SKK Migas

Baleg DPR dan Pemerintah Sepakat RUU Minerba Dibawa ke Rapat Paripurna

Pengecer Jadi Sub-Pangkalan Gas LPG 3 Kilogram, Diawasi Lewat IT untuk Cegah Penyalahgunaan

Praktisi Hukum: 2 Dekan Pembimbing Doktoral Bahlil Harus Mundur

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan
