Jawa Barat Siaga 1 COVID-19

Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam Dialog Sejarah Historia.Id bertajuk Bung Karno Berdiri di Aljazair, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (16/6) malam. (Foto:Humas Jabar)
Merahputih.com - Provinsi Jawa Barat dinyatakan siaga COVID-19 terkait kenaikan kasus COVID-19 yang disebabkan aktivitas mudik Lebaran 2021 seperti adanya kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian ruang perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit wilayah Jawa Barat.
"Sedang Siaga 1, pertama terjadi kenaikan dalam BOR, biasanya turun. Minggu ini naik delapan persen dari 30,6 menjadi 38,2 persen. kenaikan ukurna BOR kalau sampai 10 persen itu ada lonjakan," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil seusai Rakor Penanganan COVID-19 di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (31/5).
Baca Juga:
Anak Buah Anies Akui tak Semua Pemudik yang Balik ke Jakarta Dites COVID-19
Kenaikan kasus COVID-19 merupakan imbas dari libur Lebaran 2021 dan adanya warga yang melaksanakan mudik meskipun ada larangan melakukan mudik. "Karena libur Lebaran dan mudik yang bocor yang sudah kita upayakan. Mudah mudahan jadi pembelajaran. Apa yang kita upayakan untuk menghindari hal ini," kata Kang Emil seperti dikutip Antara.

Berdasarkan data yang diterimanya, diketahui bahwa sejumlah rumah sakit di Jabar kembali penuh. Sehingga pengelola rumah sakit diminta untuk segera mengalihfungsikan kamar perawatan umum untuk pasien COVID-19.
Kemudian ada beberapa rumah sakit yang sudah dalam ambang batas di atas 70 persen seperti RS Al Ihsan, RS Immanuel dan RS Santosa. "Dan iu sudah saya koreksi, kalau sudah ada 70 persen tolong segera mengalokasikan kamar yang untuk perawat umum untuk penyakit COVID-19," kata dia.
Baca Juga:
Kasus Aktif COVID-19 Meningkat di Sejumlah Provinsi
Selain itu, Kang Emil juga meminta agar tiga daerah yakni Kabupaten Cianjur, Bogor dan Kabupaten Garut agar lebih waspada karena kenaikan kasus COVID-19 tinggi sedangkan angka kesembuhannya rendah.
"Saya mengingatkan tim di Satgas Cianjur, Bogor, dan Garut untuk memperhatikan kenapa kasusnya tinggi dan kesembuhannya rendah. Apakah penularan kurang terantisipasi atau obatnya juga kurang maksimal sehingga sembuhnya lama," tutup dia. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Lisa Mariana di Mabes Polri Bilang Terima Duit Banyak dari RK, KPK Janji Dalami Libatkan PPATK

KPK Menduga Ridwan Kamil Terima Uang Dugaan Korupsi Bank BJB saat Jabat Gubernur Jawa Barat

Mobil Peninggalan BJ Habibie yang Dibeli Ridwan Kamil Belum Lunas, Berpotensi Dirampas Negara untuk Dilelang

KPK Buka Peluang Minta Keterangan Ridwan Kamil dalam Kasus Pengadaan Iklan di BJB

Mercy BJ Habibie Disita KPK, Ridwan Kamil Beli Dicicil Belum Lunas Masih Kurang Rp 1,3 Miliar

KPK Duga Ridwan Kamil Beli Mercy BJ Habibie Pakai Uang Korupsi Bank BJB

Ridwan Kamil Tolak Tes DNA Ulang, Hormati Hasil dari Pusdokkes Polri

Hari Ini Bareskrim Periksa Ridwan Kamil, Jatah Lisa Mariana Pekan Depan Habis Itu Gelar Perkara

Mercy BJ Habibie Jadi Pintu Masuk KPK Periksa Ridwan Kamil

KPK Dalami Penjualan Mercy Klasik BJ Habibie yang Dibeli Ridwan Kamil
