Kesehatan Mental

Jangan Sering Mengecek Gawai Setelah Bangun Tidur

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Minggu, 09 Oktober 2022
Jangan Sering Mengecek Gawai Setelah Bangun Tidur

Mengecek ponsel tepat setelah bangun tidur sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. (Foto: Unsplash/Jonas Leupe)

Ukuran:
14
Audio:

JUJUR saja, setelah bangun tidur, hal pertama yang sering kali kamu lakukan adalah mencari gawai dan mengecek notifikasi. Iya, kan? Kamu bukan satu-satunya yang berkebiasaan seperti ini. Penelitian International Data Corporation menunjukkan, 80 persen pengguna ponsel memeriksa ponsel selama 15 menit, tepat setelah bangun tidur.

Kebiasaan itu ternyata menyimpan dampak buruk bagi tubuh. Utamanya terhadap otak, yang selanjutnya akan mempengaruhi aktivitasmu.

Kehadiran ponsel bagi manusia dapat mempermudah kehidupan, tetapi di sisi lain, ia juga memperburuk kualitas kehidupan. Terlepas dari manfaatnya, sebagian besar orang bahkan tidak memiliki kendali atas penggunaan ponsel mereka masing-masing yang berdampak pada kesehatan mental.

Apa sebenarnya dampak sering membuka ponsel setelah bangun tidur? Berikut penjelasannya seperti dilansir dari laman Medium.

Baca juga:

Ini Waktu yang Tak Tepat dalam Menggunakan Gawai

Jangan Sering Mengecek Gawai Ketika Bangun Tidur
Hari-harimu menjadi kurang produktif. (Foto: Pixabay/Nastya Gepp)

1. Meningkatkan stress dan kecemasan


Ketika kamu bangun tidur dan kemudian melihat ponsel, tanpa disadari kamu akan tertekan ketika melihat pesan, e-mail, atau pemberitaan negatif lainnya yang ada di pemberitahuan. Ini kemudian akan menyebakan munculnya stres dan rasa cemas.

Rangsangan eksternal yang diberikan ponsel tidak memberi waktu dan ruang untuk memulai hari dengan tenang. Menurut salah satu psikiater, Dr. Nikole Benders-Hadi, kebiasaan langsung memeriksa ponsel setelah bangun tidur berpotensi meningkatkan stres dan membuatmu kewalahan.

Selain itu, sebuah penelitian dari University of Gothenburg di Swedia menyimpulkan bahwa frekuensi tinggi dalalm ponsel terikat langsung dengan peningkatan depresi, baik pada pria maupun wanita.

Jadi, jika kamu tidak ingin seperti itu, berhentilah memeriksa ponsel setelah bangun tidur. Sebaliknya, cobalah sesuatu yang membuat pikiranmu menjadi lebih rileks dan tenang di pagi hari.

Baca juga:

Tips Merawat Gawai Agar Tahan Lama

Jangan Sering Mengecek Gawai Ketika Bangun Tidur
Kebiasaan mengecek ponsel setelah bangun tidur dapat mengganggu aktivitasmu. (Foto: Unsplash/Creative Christians)

2. Banyak menyita waktu dan perhatian

Memeriksa media sosial, e-mail, atau pesan tepat setelah bangun tidur, tanpa disadari akan banyak menyita waktu dan perhatianmu. Dengan kata lain, pikiranmu sibuk dengan agenda orang lain, bukan milikmu sendiri.

Kamu dipaksa untuk bereaksi terhadap aktivitas orang lain. Kamu juga akan membuang waktu beberapa menit hanya untuk bermain ponsel. Tanpa disadari, kamu harus bergegas untuk kembali bekerja.

Lakukan aktivitas lain yang dapat merangsang otak seperti membaca, membuat jurnal, meditasi, atau meluangkan waktu untuk sarapan. Kegiatan tersebut akan membuat kita jauh dari stres dan lebih produktif sepanjang hari. Ingat, produktivitas tak semata soal kerjaan. Tapi juga tentang hal-hal yang berguna dalam kehidupanmu.

3. Mengganggu produktivitas


Pernahkah kamu melihat pesan negatif di ponsel tepat setelah bangun tidur? Dr. Nikole Benders-Hadi mengatakan bahwa informasi yang didapat tepat setelah bangun tidur hanya dapat menganggu dan mengacaukan produktivitas sepanjang hari. Pikiranmu menjadi berat karena harus menyelesaikan pekerjaan hari ini.

Salah satu cara yang bisa mengurangi efek negatif ponsel setelah bangun tidur adalah dengan mengaktifkan mode pesawat atau mematikan data seluler. Dengan begitu, ketika kamu melihat ponsel tidak ada pemberitahuan yang masuk. Kamu bisa menonaktifkannya kembali ketika kamu siap menjalani hari. (and)

Baca juga:

Gawai yang Membantumu Ketika 'Traveling'

#Kesehatan #Ponsel #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Lifestyle
Kota di Jepang Usulkan Batasan Penggunaan Ponsel Dua Jam Sehari
Dimaksudkan untuk ‘mendorong’ warga agar lebih bijak mengatur waktu layar mereka.
Dwi Astarini - Jumat, 29 Agustus 2025
Kota di Jepang Usulkan Batasan Penggunaan Ponsel Dua Jam Sehari
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan