Jangan Sepelekan Alergi Obat, Kenali Gejalanya

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 22 Agustus 2024
Jangan Sepelekan Alergi Obat, Kenali Gejalanya

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Sakit karena karena mengonsumsi obat bisa saja terjadi dan sudah banyak kasusnya. Terutama, pada sesorang yang mengalami elergi obat. Kondisi elergi muncul karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap obat-obatan.

Tubuh menjadi sensitif terhadap salah satu zat dalam obat dan "mengingatnya" sebagai penyerang asing yang berbahaya, seperti bakteri atau virus.

Sehingga ketika seseorang mengonsumsi obat tersebut lagi, sistem kekebalan tubuh melepaskan antibodi untuk membuangnya dari tubuh.

Dilansir dari clevelandclinic.org, jangan menganggap elergi obat hal yang biasa. Disebutkan, alergi obat bisa mematikan.

Baca juga:

Kenali Dampak Buruk Alergi Susu Sapi pada Anak-anak

Seseorang yang mengalami elergi obat menunjukkan gejala yang beragam dari yang ringan hingga berat. Gejala ringan tersebut diantaranya gatal, mata berair (epifora), ruam kulit, gatal-gatal, pilek, pembengkakan (angioedema).

Sedangkan gejala alergi obat yang berat dapat meliputi anafilaksis. Anafilaksis merupakan reaksi alergi serius yang dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati. Gejala yang muncul diantaranya kesulitan menelan (disfagia), kesulitan bernafas, pusing atau sakit kepala, tekanan darah rendah.

Kemudian peningkatan denyut jantung, merasa bingung atau gugup, ketidaksadaran. Pada tahap lebih lanjut beberapa hari kemudian, gejala elergi obat bisa menunjukan kondisi jumlah sel darah merah ( anemia ) atau trombositopenia ( trombositopenia ) rendah.

Lalu jumlah sel darah putih yang tidak normal (leukositosis atau leukopenia) atau jumlah eosinofil (eosinofilia). Ada pula sampai kejadian penurunan kinerja ginjal (nefritis) atau hati (hepatitis), pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca juga:

Parents, Kenali Dampak Buruk Alergi Susu Sapi pada Anak

Guna mengatasi masalah elergi obat ini dengan gejala ringan bisa diatasi sendiri. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan mandi air dingin, memberi kompres dingin atau mengoleskan losion calamine pada kulit atau area tubuh yang terasa gatal dan muncul ruam, serta konsumsi obat antihistamin.

Namun, jika kondisi elergi obat sudah parah, segera bawa periksa ke dokter. Supaya mendapatkan penanganan yang tepat dan terukur. (Tka)

#Kesehatan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan