Kesehatan

Waspadai Endometriosis, Jangan Remehkan Nyeri Haid

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Sabtu, 02 April 2022
Waspadai Endometriosis, Jangan Remehkan Nyeri Haid

Waspadai nyeri datang bulan. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ENDOMETRIOSIS merupakan penyakit yang sangat individual. Beberapa orang memiliki nyeri yang ringan saat haid, tapi ada yang memiliki gejala nyeri berat saat haid dan berulang. Hal itulah yang membuat penyakit ini sulit dideteksi dan lambat dalam menerima tata laksana yang tepat. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Prof Dr dr Wiryawan Permadi, SpOG(K) menjelaskan prevalensi endometriosis sebagai penyakit kronik progresif dengan rasa nyeri tinggi diderita hampir 10 perempuan perempuan usia reproduktif di seluruh dunia.

Di Indonesia, prevalensi umum berkisar 3 persen-10 persen, terutama pada perempuan dalam usia reproduksi. “Perempuan dan anak perempuan yang memiliki kerabat dekat dengan endometriosis punya kemungkinan 7-10 kali lebih besar untuk memiliki endometriosis," jelas Wiryawan dalam virtual media briefing Tata Laksana Diagnosa Klinis Endometriosis untuk Asia. Lebih lanjut, ia menyebutkan endometriosis menelan biaya yang sangat mahal dalam perawatan kesehatan sehingga memperbesar potensi
ketidakhadiran dan kehilangan partisipasi sosial dan ekonomi dari pasien.

BACA JUGA:

Makanan Baik Pereda Nyeri saat PMS dan Haid

Di samping menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian di Asia akibat biaya perawatan medis dan bedah yang tinggi, endometriosis menimbulkan beban serius bagi kesehatan fisik dan mental perempuan.

Selain dampak-dampak tersebut, kasus endometriosis di Asia juga diperparah lambatnya perempuan dalam mencari diagnosis dan pengobatan awal akibat berbagai miskonsepsi. Misalnya, sebagian perempuan mungkin mengabaikan nyeri panggul karena menganggapnya sebagai bagian dari siklus menstruasi, sementara sebagian yang lain mengira bahwa endometriosis dapat menyebabkan infertilitas.

haid
Nyeri datang bulan bisa mengindikasikan endometriosis. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Hal senada juga disampaikan dr Achmad Kemal Harzif, SpOG(K), staf Divisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Departemen Obgyn FKUI-RSCM. Ia menjelaskan salah satu yang sering dialami pasien endometriosis ialah keterlambatan diagnoisis. “Dari data penelitian pasien yang berkunjung ke RSCM, didapatkan rata-rata pasien membutuhkan waktu 6 bulan sejak timbul gejala hingga datang ke dokter. Selain itu, pasien juga rata-rata sudah menjalani terapi di empat fasilitas kesehatan selama 3,5 tahun sebelum akhirnya benar-benar dirujuk,” ungkap Kemal.

Dampaknya, penanganannya hingga saat ini belum maksimal. “ Untuk mengurangi keterlambatan diagnosis, perlu dilakukan beberapa hal. Yang pertama adalah jangan menormalisasikan nyeri haid yang dialami. Pasien kerap tidak mengenali rasa sakitnya sendiri. Apabila nyeri haid terasa dengan intensitas tinggi, mengganggu aktivitas, dan kadang terjadi nyeri di luar haid, perlu dicurigai adanya endometriosis," terangnya.

Selanjutnya, ia menyarankan pasien untuk segera berkunjung ke fasilitas kesehatan dan lakukan beberapa pemeriksaan. Jika benar endometriosis, pasien akan segera bisa diberikan obat-obatan yang khusus menanganinya,” jelasnya.


Ia menambahkan, “Tujuan pengobatan dilakukan secara lebih dini ialah untuk mengendalikan perkembangan penyakit endometriosis dengan menurunkan kadar hormon estrogen yang memicu perkembangan penyakit dan gejalanya. Pengendalian tersebut harus berada di kadar yang tepat sehingga menghindari efek jangka panjang akibat turunnya estrogen yang terlalu rendah," tambahnya.

endometriosis
Jangan abaikan nyeri haid yang berlebih. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Evaluasi pengobatan dilakukan secara berkala setiap 3-6 bulan untuk menilai respons pengobatan. Apabila respons baik, terapi diteruskan dalam strategi pengobatan jangka panjang.(avia)

#Kesehatan #Nyeri Haid #Sakit #Sakit Perut #Datang Bulan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan