Jangan Kalap, Batasi Konsumsi Kuah Bersantan Saat Lebaran


Ahli gizi ingatkan untuk tidak banyak makan-makanan yang mengandung santan. (Foto: Unsplash/Jimmy)
TAK sedikit orang yang mengambil momen Lebaran untuk balas dendam. Setelah sebulan berpuasa dan membatasi diri, maka hari Lebaran dipandang untuk melepaskan segalanya. Termasuk hasrat terhadap makanan.
Umumnya, saat lebaran, akan banyak orang yang makan melewati porsi yang biasa mampu ia makan.
Oleh karena itu, Dokter spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta dr. Raissa Edwina Djuanda, M. Gizi, Sp.G.K mengingatkan orang untuk membatasi kuah santan hidangan khas Lebaran agar tak terkena masalah kesehatan.
Baca juga:

Sebagian makanan saat Lebaran identik dengan kuah bersantan seperti gulai nangka atau daging dan opor ayam. Selain kuah, makanan khas Hari Idul Fitri yang juga mengandung santan adalah rendang daging.
“Sebenarnya tidak ada batasan khusus berapa banyak porsi kuah bersantan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi, tetapi sebaiknya dibatasi. Bila ingin mengonsumsi hidangan tersebut, lebih baik mengambil lauknya saja,” ungkap Raissa seperti dikutip Antara, Jumat (21/4).
Lebih lanjut, Raissa mengatakan, dampak menyantap makanan dengan kuah bersantan dalam porsi banyak tidak akan langsung dirasakan oleh tubuh.
Namun, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang mengintai pada hari-hari kemudian seperti obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, hingga asam urat.
Demi menghindari risiko kesehatan tersebut, selain membatasi kuah bersantan, kamu dianjurkan untuk mengimbangi asupan makanan dengan konsumsi sayuran dan buah yang cukup.
Buah dan sayur bisa menambah vitamin, mineral, dan serat harian dalam tubuh sehingga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak lima porsi per hari dan dimakan secara bervariasi.
Baca juga:
Ketupat dan Opor Ayam Selalu Ada saat Lebaran, ini Maknanya

“Sebaiknya buah dan sayur dikonsumsi sebelum menyantap makanan utama untuk mengurangi porsi makan yang berlebihan,” jelasnya memberi saran.
Selain itu, orang-orang boleh saja mengonsumsi berbagai makanan dan minuman secara bebas saat Lebaran.
Namun, sebaiknya tidak sampai berlebihan. Cukupi juga kebutuhan cairan harian dengan minum minimal delapan gelas air per hari dan lengkapi dengan berolahraga untuk membakar lemak dan sebagian kalori yang masuk.
“Setelah Lebaran selesai, pastikan untuk kembali menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat,” tutupnya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Daftar Promo 17 Agustus 2025: Diskon Spesial Kemerdekaan dari Minuman, Makanan, hingga Fashion!

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Yogurt Bisa Jadi Solusi Camilan Sehat untuk Si Kecil, Asal Rendah Gula

Survei IPO: Kinerja Presiden Prabowo Subianto Dinilai Memuaskan, Program MBG Unggul di Mata Publik

Ayam Goreng Widuran Jadi Sorotan Soal Isu Nonhalal, Kemenag Solo: Pelaku Usaha Harus Tunduk Aturan

Pemerintah Tarik 9 Produk Pangan Olahan Terdeteksi Mengandung Unsur Babi

Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025

Korban Keracunan Makanan Acara halal bihalal di Klaten Terus Bertambah, 44 Orang Masih Dirawat

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
