Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie


Seorang siswi menunjukan menu makan saat simulasi penerapan program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). (ANTARA/Azmi Samsul Maarif/aa).
MerahPutih.com - Saat ini banyaknya orang tua menganggap memberi makan anak hanya difokuskan dengan karbohidrat, terutama nasi.
"Itu persepsi yang salah juga di orang tua dan masyarakat," kata Dokter Residen Gizi Klinik Universitas Indonesia (UI) Nadhira Afifa.
Ia mengatakan, pola makan hanya mengandalkan karbohidrat, pola makan seperti itu tidak dianjurkan karena tidak mengandung gizi seimbang. Dia mencontohkan kebiasaan makan yang terlalu fokus pada karbohidrat seperti mengonsumsi nasi dengan mie masih banyak yang menganggap termasuk sudah cukup bergizi.
"Kalau di daerah mindsetnya itu masih fokus ke karbohidrat aja, memang kita makanan utama nasi kan. Padahal tetap harus gizi seimbang selalu," ujarnya dikutip Antara.
Baca juga:
Dampak Makan Bergizi Gratis Akan Terasa 20 Tahun Mendatang
Nadhira mengingatkan, pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
Ia mengatakan, dalam membentuk kebiasaan makan sehat di rumah tidak harus dimulai dari makanan mahal, salah satu bahan pangan sederhana yang bisa menjadi sumber protein hewani adalah telur.
"Padahal sebenarnya sesulit-sulitnya itu bisa pakai telur aja. Telur kan itu satu butir Rp2.000 ya. Jadi paling enggak protein hewaninya bisa dari telur itu tiga kali sehari juga enggak masalah," jelasnya.
Dalam mendukung kebiasaan mengonsumsi pola makan bergizi seimbang pada anak-anak diperlukan peran orang tua.
Perubahan pola makan tidak cukup hanya dengan menyuruh anak, tapi harus dimulai dari kebiasaan seluruh keluarga.
"Dan juga orang tuanya jangan cuma nyuruh doang. Tapi orang tuanya juga berhabit yang gizi seimbang juga, sehingga anak itu bisa mengikuti, jadi perilaku sehatnya itu diterapkan di satu keluarga bukan di anak aja," katanya.
Dokter lulusan Master of Public Health dari Harvard University itu menyarankan kebiasaan pola hidup yang bisa diterapkan dalam menjaga kesehatan anak-anak juga harus ada aktivitas yang dilakukan sehari-hari, misalnya jalan kesekolah, bermain secara kelompok hingga olahraga. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Daftar Promo 17 Agustus 2025: Diskon Spesial Kemerdekaan dari Minuman, Makanan, hingga Fashion!

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma

Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron

1 dari 5 Anak di Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Ayah

Mengintip Aksi 2.200 Anak Juggling Bola Meriahkan Pembukaan Piala Presiden 2025

Melihat Pameran Kids Biennale Indonesia 2025 Bertajuk Tumbuh Tanpa Takut di Galeri Nasional
