Jamasan Tombak Pusaka Kota Yogyakarta Digelar dengan Prokes COVID-19

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 03 September 2021
Jamasan Tombak Pusaka Kota Yogyakarta Digelar dengan Prokes COVID-19

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi tengah menjamas tombak pusaka. (Foto: MP/Humas Pemkot Yogyakarta)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menggelar ritual jamasan (memandikan/membersihkan) pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti di halaman Balai Kota, Jumat (04/09). Kegiatan jamasan ini dilakukan dengan protokol kesehatan COVID-19.

Prosesi jamasan dilakukan secara terbatas dan hanya dihadiri beberapa abdi dalem, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan beberapa PNS Pemkot Yogyakarta.

Jamasan berarti memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara. Upacara jamasan tersebut dimulai dengan mengeluarkan pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti dari ruang penyimpanan yang berada di ruang kerja wali kota.

Baca Juga:

Mangkunegaran dan Keraton Surakarta Tiadakan Kirab Pusaka Malam 1 Suro

Kemudian diarak ke meja jamasan di sisi timur halaman air mancur. Tombak Kyai Wijoyo Mukti diletakkan di atas meja yang telah disiapkan ubo rampe jamasan, di antaranya; warangan (sejenis bahan kimia), jeruk nipis, kawul atau serutan bambu, dan minyak cendana.

Proses penjamasan diawali dengan membuka penutup tombak. Selanjutnya Heroe Poerwadi mengguyur mata tombak dengan air untuk membersihkan kotoran. Ia lalu menggosok mata tombak dengan jeruk nipis untuk membersihkan karatan mata tombak. Dilanjutkan pengeringan dengan menggunakan kawul yang dilakukan beberapa kali.

Usai mata tombak diolesi dengan warangan, selanjutnya diolesi dengan minyak cendana. Setelah didoakan, pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti dikembalikan lagi ke ruang kerja wali kota.

Heroe Poerwadi menjelaskan, jamasan dilakukan sebagai cara untuk menjaga agar kondisi pusaka pemberian Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 2000 tersebut tetap dalam kondisi baik, meskipun tombak tersebut sudah berusia satu abad.

"Jamasan ini untuk membersihkan pusaka dengan cara mencucinya. Karena rutin dibersihkan dengan bahan-bahan yang baik, pusaka pun dalam kondisi yang prima meski sudah berusia 100 tahun," kata di usai melakukan jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti di Yogyakarta, Jumat (3/9).

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam prosesi jamasan pusaka milik Pemerintah Kota Yogyakarta, Tombak Kyai Wijaya Mukti, Jumat (3/9/21) (ANTARA/Eka AR)
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam prosesi jamasan pusaka milik Pemerintah Kota Yogyakarta, Tombak Kyai Wijaya Mukti, Jumat (3/9/21) (ANTARA/Eka AR)

Tombak pusaka dari Keraton Yogyakarta tersebut merupakan senjata yang dibuat pada 1921 pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII.

Pusaka tersebut kemudian diserahkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang diterima oleh Wali Kota Yogyakarta R Widagdo (1991-2001).

"Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti adalah lambang sekaligus harapan Gubernur DIY kepada Pemkot Yogyakarta agar bisa membawa masyarakat lebih sejahtera,"jelas dia.

Amanah bagi pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat tersebut juga tersirat dari pamor di mata tombak yaitu "wos wutah wengkon" yang melambangkan melimpahnya kemakmuran rakyat dan "dhapur kudhuping gambir" yang berarti titik awal dari berseminya harapan di Kota Yogyakarta.

Dalam budaya Jawa, pusaka bukan hanya berfungsi sebagai senjata atau alat, melainkan terhubung dengan unsur spiritual. Sehari-hari, pusaka tersebut ditempatkan di ruang kerja Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

Menurut Heroe, perawatan pusaka merupakan kegiatan yang wajib dilakukan karena membersihkan pusaka dapat diartikan dengan menjaga amanah atau kepercayaan yang sudah diberikan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.

Baca Juga:

Mengenal Tradisi Jamasan Pusaka pada Bulan Sura

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetty Martanti mengatakan, jamasan pusaka merupakan bagian dari prosesi budaya yang perlu tetap dilestarikan meski dihadapkan pada banyak keterbatasan akibat pandemi COVID-19.

"Kegiatan dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, sehingga ada pembatasan pada tamu undangan," katanya.

Sebelum pandemi, lanjut Yetty, jamasan biasanya juga diikuti oleh banyak pusaka milik masyarakat umum, tetapi saat pandemi hanya dibatasi untuk pusaka yang ada di Pemkot Yogyakarta." (Teresa Ika/Yogyakarta)

Baca Juga:

Mangkunegaran Tiadakan Kirab Pusaka Malam 1 Suro

#Tradisi Jamasan #Kota Yogyakarta #Yogyakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Stabilitas di daerah menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Indonesia
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
KAI Daop 6 Yogyakarta telah melayani 219.400 penumpang selama long weekend Maulid Nabi.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Potensi banjir pesisir Medan akibat adanya aktivitas pasang air laut, dan fenomena alam lainnya.
Frengky Aruan - Selasa, 19 Agustus 2025
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Indonesia
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Periode yang sama pada tahun lalu, tercatat volume keberangkatan penumpang KA jarak jauh sebanyak 75.572 penumpang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Indonesia
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan rekor tertinggi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang menggunakan layanan kereta api selama bulan Juli 2025.
Frengky Aruan - Jumat, 08 Agustus 2025
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
Indonesia
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
Pada Kamis (3/7), seorang driver ojol bersama pasangannya mengalami insiden saat mengantarkan pesanan kopi ke rumah pelanggan.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Juli 2025
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
ShowBiz
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Film dokumenter ini menyajikan perjalanan inspiratif Raminten
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Juni 2025
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Indonesia
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
KAI Commuter memprediksi adanya 100–130 ribu pengguna pada hari libur yang akan menggunakan Commuter Line Yogyakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Mei 2025
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
Indonesia
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Status kasus dugaan mafia tanah yang menimpa Mbah Tupon kini resmi naik ke penyidikan polisi.
Wisnu Cipto - Jumat, 16 Mei 2025
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Bagikan