Jalani Tahun Baru 2025 Lebih Baik dengan Mulai Lakukan Journaling

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 17 Desember 2024
Jalani Tahun Baru 2025 Lebih Baik dengan Mulai Lakukan Journaling

Rajin menulis jurnal rupanya bermanfaat untuk melatih daya ingat. (Foto: Pexels/picjumbo.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Journaling atau kebiasaan menuliskan isi pikiran dalam buku catatan tampak sepele untuk dilakukan. Padahal studi kesehatan menunjukan journaling membantu kesehatan tubuh.

Studi menyebutkan bahwa seseorang yang terbiasa menulis jurnal dengan yang tidak, memiliki perbedaan cara dalam menyikapi masalah.

Seseorang yang kerap menulis jurnal lebih sedikit kunjungan ke dokter karena stres, terhindar dari tekanan darah tinggi, memiliki suasana hati yang baik serta keseimbangan kesehatan mental yang lebih besar.

Sebuah penelitian menunjukan 70 orang dewasa dengan kondisi medis mengalami kecemasan menemukan bahwa menulis tentang pengalaman positif, seperti rasa syukur selama 12 minggu berdampak pada berkurangnya tekanan dan peningkatan kesejahteraan.

Disebutkan pula dengan menulis jurnal, seseorang memiliki ruang sempit untuk pikiran negatif dan rasa khawatir muncul di benaknya.

Baca juga:

Tips Membeli Bingkisan untuk Natal dan Tahun Baru

Seorang psikolog klinis di New York City, Sabrina Romanoff, mengatakan dengan menulis jurnal seseorang menceritakan semua hal lebih objektif.

"Menciptakan ruang dan jarak untuk mempertimbangkannya dengan cara yang lebih objektif,” kata dia dikutip dari Healthline, Selasa (17/12).

Jarak tersebut kata Romanoff merupakan defusi kognitif sebuah konsep bermanfaat dari terapi penerimaan dan komitmen.

"Idenya adalah bahwa Anda bukanlah pikiran, emosi, atau gejala fisik sebaliknya, Anda adalah konteks di mana semua itu terjadi," kata Romanoff.

Baca juga:

Tips Resolusi 2025 Berdasarkan Zodiak: Cara Menghadapi Tahun Penuh Tantangan

Menulis jurnal membuat seseorang bisa berpikir jernih. Memisahkan pandangan subjektif sehingga ketika memutuskan pilihan lebih penuh kesadaran.

Selain itu bisa dilihat dengan menuliskan jurnal, seseorang jadi punya tempat memproses emosi di tempat yang aman dan terkendali. Sehingga dalam membuat keputusan tidak gegabah dan sembarangan.

Menariknya, menulis jurnal ternyata menjadi media alternatif menemukan jati diri. Anggaplah diri sendiri ibarat teka-teki. Anda dapat menemukan bagian atau pola yang berbeda setiap hari.

Ketika seseorang mulai menulis jurnal di saat yang sama memberikan jeda untuk membantu diri terhubung kembali dan menemukan kembali jati diri melalui refleksi preferensi, titik nyeri, ketakutan, favorit, mimpi

Jika aktivitas jurnal ini terus dilakukan membantu diri sendiri untuk lebih mendengarkan, menjadi saksi perubahan dan mengenal diri sendiri lebih baik. (Tka)

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bagikan