Jadi Target Pembunuhan Kerusuhan 22 Mei, Luhut: Itu Cara Kampungan
Menko Kemaritiman Luhut B. Panjaitan (MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.Com - Luhut Binsar Panjaitan angkat bicara terkait dirinya yang menjadi salah satu dari empat tokoh nasional yang diincar dalam kerusuhan 22 Mei. Menurut Menko Kemaritiman ini, ancaman pembunuhan itu merupakan cara yang kampungan.
"Untuk apa buat seperti itu. Kalau kita beda pendapat dalam demokrasi bukan dengan cara kayak gitu. Kan kampungan cara begitu dan pasti ketahuan," kata Luhut, ditemui di kediamannya di Jakarta, Kamis (30/5).
Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan dirinya sering mendengar ancaman dengan desing peluru di Timor Timur saat dulu berkarier sebagai tentara.
Namun, ia mengaku heran jika hal serupa terjadi di Jakarta, di era demokrasi. Pasalnya pikiran untuk membunuh karena perbedaan pendapat seperti itu seharusnya tidak terjadi di era demokrasi.
"Kalau di daerah seperti gini, di Jakarta, di era demokrasi gini, masih ada pikiran seperti itu saya pikir kampungan itu," paparnya.
BACA JUGA: Kuasa Hukum Kivlan Zen Ajukan Praperadilan dan Penangguhan Penahanan
Pengamat: Isu Referendum Aceh Hanyalah Ilusi dan Pepesan Kosong
Luhut juga menyesalkan adanya ancaman pembunuhan dalam aksi demonstrasi yang berakhir ricuh itu. Meski diakuinya, ancaman semacam itu merupakan hal yang biasa ia terima karena kariernya sebagai tentara.
"Yang saya sayangkan sebenarnya kenapa sih mesti ancam-ancam. Orang saya kenal juga kok, memang gampang bunuh orang," ujarnya pula.
Mantan Menko Polhukam itu sebagaimana dilansir Antara meyakini cepat atau lambat dalang utama kelompok penunggang gelap kerusuhan 22 Mei akan bisa terungkap.
"Hanya soal waktu saja, jadi tidak bisa berkelit. Saya lihat ini Pak Tito 'very very professional'," tutup Luhut Panjaitan.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Polda Metro Segera Paparkan Temuan 2 Mayat Hangus Terbakar di Gedung ACC Kwitang
Desak Polisi Usut Tuntas Temuan 2 Kerangka Manusia di Kwitang secara Profesional, DPR: Jangan Sampai Menimbulkan Banyak Spekulasi
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
DPR Nilai Unjuk Rasa Anarkis Bukti Kegagalan Intelijen dan Koordinasi TNI-Polri Akibat Ego Sektoral
Mengintip Perbaikan Bangunan Gerbang Tol Dalam Kota Pasca Demo Rusuh Telan Biaya 80 Miliar
Kapolri Sebut Polisi di Lokasi Unjuk Rasa bukan untuk Batasi Demokrasi, Deteksi Penyusup yang Memprovokasi