ITF Sunter Mangkrak, Sewa Lahan oleh Jakpro Masih Sisa 25 Tahun Lagi
Ilustrasi - Area pengeringan sampah lama untuk diproduksi menjadi bahan bakar alternatif (RDF) di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/2/2022). ANTARA/HO-DLH DKI Jakarta//aa
MerahPutih.com - Proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik, Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter mangkrak. Padahal pembangunan ITF itu sempat dilakukan groundbreaking oleh era Gubernur Anies Baswedan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, lahan ITF kini dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Pemanfaatannya itu memang karena beberapa tahun yang lalu akan dijadikan ITF, maka lahan itu sudah disewa oleh Jakpro kalau nggak salah selama 28 tahun, disewanya sejak 3 tahun yang lalu itu," kata Asep kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (27/2).
Pemprov Jakarta kini lebih fokus mengembangkan pengelolaan sampah Refuse Dried Fuel (RDF) Plant yang dibangun di Bantargebang dan Rorotan. Asep mengatakan siap menjalankan arahan Pramono.
"Memang pembangunan sampah selain RDF saat ini masih sangat terbuka peluangnya. Entah nanti RDF atau ITF, saya siap menunggu arahan dari Pak Gubernur," ucapnya.
Baca juga:
Pimpinan DPRD DKI Sebut ITF Dibatalkan Agar Tidak Boros Anggaran
Dinas LH DKI menyerahkan sepenuhnya kepada Jakpro untuk menjadikan lahan ITF sebagai tempat apapun.
"Nah pada saat ITF terhenti saat ini, maka pengelolaan lahannya menjadi kewenangan Jakpro," ujar Asep.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI bakal membangun tiga RDF Plant lagi untuk mengatasi persoalan sampah di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Rano Karno mengatakan, Jakarta bisa menghasilkan sampah 8.000 ton per hari.
Dengan sampah sebanyak itu, Pemprov DKI baru bisa mengolahnya di RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara dengan kapasitas 2.500 ton per hari dan TPST Bantargebang yang berkapasitas 1.000 ton.
Maka dari itu, Rano menegaskan bahwa Jakarta butuh lebih banyak tempat pengolahan sampah RDF.
"Nah jadi kalau memang sampah Jakarta 8.000 (ton), minimal kita harus punya tiga (RDF). Itulah salah satu usaha," kata Rano kepada wartawan, dikutip Rabu (26/2).
Baca juga:
Pakar Lingkungan Sebut Proyek ITF Sunter Tak Boleh Dipolitisir
Rano berujar, RDF ini akan dibangun di tiga kota administrasi Jakarta selain Jakarta Utara. Tujuannya, agar sampah di suatu kawasan selesai diurus di daerah itu juga.
"Kalau memang ingin bikin RDF lagi. Kita harus pecah di beberapa wilayah. Misalnya di Jakarta Barat kita bikin. Karena kapasitas tampung nggak bisa lebih dari 2.500 ton per hari," jelas Rano.
"Satu mungkin Pulau Seribu tapi artinya barat, pusat itu juga harus menjadi, harus kita cari solusinya karena kalo kita full di satu tempat, pada waktu delivery sampah ke sini, maaf jalanan kecil saja saya protes, gimana nanti ketmu bawa sampah keluar ke sini, jadi lebih bagus memang kita membuat RDF di tempat-tempat yang ada di wilayah itu," lanjutnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Warga Jakarta Siapkan Saldo E-Wallet! Donasi Digital Menjamur Saat Malam Tahun Baru di Lokasi Berikut
Bansos PKD Desember 2025 Cair, 213.789 Warga Jakarta Terima Bantuan Rp 300 Ribu
Pramono Beri 'Lampu Hijau' Tender Proyek Jakarta Dimulai Lebih Awal, Biar Enggak Numpuk di Akhir Tahun
Jakarta Light Festival 2025 Resmi Dibuka, Bundaran HI Bermandikan Cahaya
Pemprov DKI Berangkatkan 27 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera, Hasil Kolaborasi OPZ dengan IPCN
Pemenuhan Fasilitas Bagi Disabilitas Jadi PR Pemerintah dan DPRD Jakarta
Sopir Dinas LH Meninggal Kelelahan Antre, Pemprov DKI Rombak Jadwal Pembuangan Sampah di Bantar Gebang
4 Raperda Baru Disahkan Siang Ini, Sekolah Wajib Gratis 12 Tahun dan Kawasan Tanpa Rokok Jadi Sorotan
Wagub Rano Tegaskan Pasokan dan Stok Pangan Aman hingga Januari 2026, Harga Juga Relatif Stabil
1,4 Ton Cabai dari Aceh Bakal Beredar di Jakarta, Dijual Murah Enggak Sampai Rp 50 Ribu Per Kilo