Israel Hentikan Gencatan Senjata, Serangan Baru Tewaskan Ratusan Warga Gaza


Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. ANTARA/Anadolu/py.
MerahPutih.com - Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza, Selasa (18/3), menandai berakhirnya gencatan senjata dua bulan terakhir. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, termasuk banyak anak-anak, dan memicu kekhawatiran baru di tengah situasi kemanusiaan yang sudah genting.
Menurut Aljazeera, keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan agresi bersenjata dinilai berkaitan erat dengan tekanan politik di dalam negeri. Selain menghadapi sidang korupsi yang ditunda, Netanyahu juga menuai kritik akibat upayanya memecat kepala intelijen dalam negeri, Shin Bet.
Menurut mantan diplomat Israel Alon Pinkas, serangan ini “tidak memiliki makna militer” dan lebih merupakan manuver politik untuk menyelamatkan posisi Netanyahu.
Di sisi lain, keluarga sandera yang masih ditahan di Gaza merasa dikhianati. Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menuduh pemerintah sengaja mengorbankan para sandera demi melanjutkan perang.
Baca juga:
Israel kembali Serang Gaza, Korban Tewas Capai 400 Orang, Mayoritas Anak-Anak dan Perempuan
Mereka menuntut pertemuan darurat dengan Netanyahu dan jajaran keamanan untuk menjelaskan bagaimana keselamatan sandera bisa dijamin di tengah intensitas serangan.
Kritik juga datang dari kelompok progresif Standing Together yang menyatakan penolakan terhadap perang lanjutan. Mereka menyebut pemerintahan saat ini hanya berusaha mempertahankan kekuasaan, bukan membawa pulang para sandera.
Sementara itu, kubu sayap kanan Israel justru menyambut baik berakhirnya gencatan senjata. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan mantan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir memuji langkah Netanyahu. Smotrich bahkan menyebut serangan ini sebagai "pertempuran suci" yang harus dilanjutkan hingga mencapai kemenangan penuh.
Amerika Serikat, yang sebelumnya menjadi mediator kesepakatan gencatan senjata, menyatakan dukungannya terhadap langkah Israel. Pemerintahan Trump disebut telah menyetujui perubahan syarat kesepakatan dan menegaskan bahwa Hamas tidak boleh mempertahankan persenjataannya.
Baca juga:
Israel Serang Gaza Lagi, Setidaknya 326 Warga Palestina Tewas
Serangan terbaru ini menambah jumlah korban jiwa yang sudah menembus 60.000 di pihak Palestina sejak perang dimulai. Kondisi rumah sakit di Gaza semakin kewalahan menghadapi gelombang korban yang terus berdatangan. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Agresi Israel ke Doha Dinilai Sebagai Ancaman Serius Bagi Stabilitas dan Perdamaian di Kawasan Timur Tengah

Prabowo Tegaskan Dukung Kedaulatan Qatar Setelah Serangan Israel, Suara Dunia Harus Kian Lantang

Prabowo Temui Emir Qatar Sheikh Tamim Setelah Israel Serang Markas Hamas

Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'

Aktivis Klaim Kapal Kedua Armada Bantuan Gaza Global Sumud Flotilla Dihantam Serangan Drone

Penyerangan di Qatar Dianggap Melanggar Hukum Internasional, Arab Saudi Peringatkan Konsekuensi Serius yang Bakal Diterima Israel

Tanggapi Serangan Israel ke Doha, PM Qatar: Tak Hanya Melampaui Hukum Internasional, Tapi Juga Standar Moral

Israel Serang Qatar Picu Ketegangan di Timur Tengah, Kemlu Indonesia: Pelanggaran Keras terhadap Hukum Internasional

Kapal Misi Kemanusiaan ke Gaza Diduga Diserang Drone di Tunisia, Aktivis Selamat

Tunisia Klarifikasi Kebakaran Kapal Misi GSF Bukan Akibat Serangan Drone Israel
