Israel Cegat 44 Kapal Armada Global Sumud Flotilla, Menlu Prancis Pastikan Aktivis tak Alami Kekerasan
Greta Thunberg dan belasan aktivis dunia berlayar ke Gaza dalam misi damai membawa bantuan kemanusiaan lewat kapal Madleen. (Foto: YouTube/Globalnews)
MERAHPUTIH.COM — SEBANYAK 44 kapal armada Global Sumud Flotilla (GSF) dicegat Angkatan Laut Israel. Armada tersebut berada 70 mil laut dari garis pantai Gaza saat intervensi terjadi.
GSF mengatakan beberapa kapal termasuk Alma, salah satu kapal utama, serta Surius dan Adara, telah dicegat dan dinaiki. Sebelumnya, kelompok itu menuduh militer Israel sengaja merusak komunikasi kapal, untuk memblokir sinyal darurat dan menghentikan siaran langsung proses naik kapal yang ilegal itu.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan armada itu telah diberi tahu bahwa mereka melanggar blokade laut yang sah di perairan dekat Gaza. Meski begitu, tidak jelas apakah kapal-kapal itu sudah memasuki zona blokade. Israel merilis rekaman dari pencegatan yang memperlihatkan Greta Thunberg duduk di geladak kapal, diberi air dan jaket oleh seorang tentara Israel.
Atas kejadian itu, beberapa negara memastikan bahwa para aktivis dalam armada itu tetap aman. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Prancis telah memastikan setiap kemungkinan operasi penaikan kapal dilakukan dengan kondisi keamanan terbaik.
Baca juga:
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan ia telah mendapat jaminan dari Israel bahwa pasukannya tidak akan menggunakan kekerasan terhadap 500 orang di atas kapal, termasuk politisi Prancis dan Italia. “Pengecekan kapal ini sudah direncanakan, kami membicarakannya dengan Menlu Israel Gideon Saar agar tidak ada aksi kekerasan dari pasukan bersenjata Tel Aviv. Hal ini telah dijamin kepada saya,” katanya
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Irlandia Simon Harris mengatakan negaranya mengharapkan hukum internasional ditegakkan dan semua orang di atas armada diperlakukan sesuai dengan aturan tersebut.
Sementara itu, di Gaza, Israel meningkatkan serangan ke Kota Gaza saat Hamas mempertimbangkan rencana baru AS untuk mengakhiri perang. Mediator Arab dan Turki disebut tengah menekan Hamas agar merespons positif, tetapi seorang tokoh senior Hamas mengatakan kelompok bersenjata itu mungkin akan menolak.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengeluarkan peringatan terakhir kepada ratusan ribu warga Palestina di kota tersebut agar mengungsi ke selatan, dengan mengatakan mereka yang tetap tinggal saat ofensif melawan Hamas akan dianggap sebagai teroris dan pendukung teror.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan bahwa menurut hukum humaniter internasional, warga sipil harus dilindungi baik mereka tetap tinggal maupun mengungsi dari Kota Gaza.(dwi)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
20 Ribu TNI Siap Berangkat ke Gaza, Komisi I Ingatkan Mandat PBB dan OKI Dulu Biar Aman
Bakal Kirim 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza, DPR Pertanyakan Alokasi Anggaran
20 Ribu Tentara Bakal Dikirim ke Gaza, Mayoritas Prajurit Kesehatan dan Konstruksi
20.000 TNI Sudah Disiapkan, Indonesia Punya 2 Jalur Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
Indonesia dan Yordania Sepakat Tukar-menukar Info Intelijen, Apa Tujuannya?
Daftar 8 Negara Siap Tangkap PM Israel Benjamin Netanyahu, Terbaru Turkiye
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan