Sebabkan Gagal Ginjal, ini Bahaya Obat Batuk Berkandungan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol


Perhatikan kandungan pada obat batuk sirup sebelum mengonsumsi. (Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya)
SETELAH mencuatnya puluhan kasus gangguan ginjal akut misterius yang ditemukan di Gambia, Afrika Barat, Sabtu (15/10), dua kandungan dalam produk obat batuk sirup anak maupun dewasa dilarang Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (Badan POM RI). Kedua kandungan tersebut ialah dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Badan POM, dikutip berbagai sumber, menegaskan empat produk obat batuk yang mengandung kedua kandungan itu, memicu gagal ginjal akut pada 70 anak di Gambia, tidak terdaftar di Indonesia. Meski tak terdaftar, larangan tersebut tetap dibuat untuk mencegah terjadinya peredaran kelak atas produk obat batuk sirup dewasa dan anak yang mengandung kedua bahan berbahaya itu. Pelarangan itu akan menjadi persyaratan pada saat registrasi, bahwa seluruh obat yang menggunakan DEG dan EG tidak boleh beredar di Indonesia.
Baca juga:
BPOM Awasi Ketat Peredaran Obat Batuk Sirup Anak

Analisis laboratorium yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa produk obat batuk sirup di Gambia itu mengandung DEG dan EG dalam jumlah dosis yang melebihi batas aman, sehingga bisa menjadi racun dan menyebabkan cidera ginjal akut.
Adapun kedua bahan itu memang merupakan senyawa yang cukup berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia. Pasalnya, DEG dan EG adalah salah dua senyawa yang sering digunakan untuk kebutuhan otomotif, seperti minyak rem, kosmetik, dan pelumas.
Laman Aido Health mengungkapkan, besar kemungkinan dua senyawa itu masuk ke dalam obat batuk sirup karena menyerupai propylene glicol. Senyawa itu merupakan pelarut yang biasa digunakan di dalam obat batuk. Wadah penyimpanan kedua zat itu juga serupa, sehingga mungkin terjadi kekeliruan pada saat memasukkan campuran zat saat produksi.
Efek DEG pada manusia memang sangat berbahaya, sebab setelah masuk ke dalam tubuh, senyawa itu cepat diserap di lambung. Setelah diserap, DEG akan berubah menjadi senyawa beracun, dan dapat berpengaruh buruk terhadap sistem tubuh, hingga menyebabkan gagal ginjal dan kematian.
Baca juga:
Obat Batuk Sebabkan Puluhan Anak Meninggal di Gambia, BPOM Awasi Peredaran

Gejala awal setelah mengonsumsi obat dengan kandungan DEG dan EG, adalah penurunan kesadaran, pusing, sakit kepala, mengantuk, gelisah, mual, dan muntah. Biasanya, efek samping itu baru terasa sekira 3-12 jam setelah obat dikonsumsi.
Efek selanjutnya bisa jadi lebih parah, seperti menyerang jantung dalam kurun waktu 12-24 jam setelah obat dikonsumsi. Jantung akan berdetak lebih cepat, iramanya juga tak beraturan, dan itu karena adanya penumpukan racun di dalam darah yang menyebabkan laju pernapasan lebih cepat.
Setelah itu, dalam kurun waktu 24-72 jam setelah obat dikonsumsi, efek lain yang lebih parah bisa timbul. Misalnya, gagal ginjal akut karena penumpukan racun di dalam darah, sehingga penyerapan cairan dan produksi urin terhambat. Pada beberapa kasus, racun itu bisa menyebabkan kehilangan kesadaran, koma, sesak napas, gagal jantung, hingga kegagalan organ vital lain. (waf)
Baca juga:
Obat Tepat Redakan Batuk-Pilek pada Anak
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
