BPOM Awasi Ketat Peredaran Obat Batuk Sirop Anak


Ilustrasi obat ilegal. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Masyarakat diminta selektif dalam penggunaan obat berbentuk sirop pada anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa ginjal akut pada anak di Indonesia mencapai sebanyak 152 kasus berdasarkan data yang dihimpun sejak 26 September-14 Oktober 2022.
Kondisi yang melanda anak Indonesia tersebut masih belum diketahui penyebabnya dan masih harus ditelusuri. Namun, kasus gangguan ginjal akut misterius ditemukan di Gambia, Afrika Barat, hingga Sabtu (15/10) sebanyak 70 anak meninggal dunia akibat komsumsi obat batuk.
Baca Juga:
Gangguan Ginjal Akut Pada Anak Bermunculan, IDAI Minta Investigasi
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) melarang seluruh produk obat sirop anak maupun dewasa menggunakan kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Saat ini, BPOM RI tengah menelusuri lebih lanjut adanya kandungan DEG maupun EG yang mungkin menjadi cemaran pada sejumlah produk yang beredar di Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk terus mewaspadai penggunaan produk obat dengan membeli produk dari sumber resmi.
"BPOM terus melakukan langkah-langkah pengawasan intensif terhadap obat-obat terkait dan akan segera menyampaikan hasilnya kepada masyarakat," tulis BPOM dalam keterangannya.
BPOM RI menegaskan jika empat produk obat batuk pemicu gagal ginjal akut misterius di Gambia tidak terdaftar di Indonesia. Namun, hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical India, tidak ada yang terdaftar di BPOM. (Knu)
Baca Juga:
42 Anak di DKI Terserang Gangguan Ginjal Akut, 25 Meninggal Dunia
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Produk Mi Indonesia Jadi Temuan di Taiwan, BPOM Sebut Bukan Produk Ekspor Resmi Indonesia

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
