Ingin Waras saat Pandemi, Jalan-jalan Solusinya

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 27 November 2020
Ingin Waras saat Pandemi, Jalan-jalan Solusinya

Jalan-jalan bisa jadi solusi agar tetap waras. (Foto: Pixabay/theSOARnet)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BUKAN cuma kesehatan fisik saja, kamu juga perlu menjaga kesehatan mental di tengah pandemi yang berkepanjangan ini. Salah satu caranya yakni berjalan-jalan di alam sekitarmu. Karena berdasarkan studi dalam jurnal Ecological Applications, alam sekitarmu bisa membantu mengurangi efek kesehatan mental akibat pandemi COVID-19.

Temuan ini berdasarkan sebuah survei yang melibatkan 3.000 orang dewasa di Tokyo, Jepang. Peneliti mengamati hubungan antara depresi kepuasan hidup, kebahagiaan subjektif, penghargaan diri dan kesepian dengan frekuensi penggunaan ruang hijau.

Baca juga:

Wisata Hutan Bambu Di Indonesia Tidak Kalah Dari Jepang

Hasilnya, pemanfaatan ruang hijau yang lebih sering, termasuk melihat pemandangan hijau dari jendela rumah mampu meningkatkan rasa penghargaan diri, kepuasan hidup, kebahagiaan subjektif, serta penurunan tingkat depresi dan kesepian.

Kesimpulan ini berdasarkan survei yang dilakukan peneliti. (Foto: Pixabay/Free-Photos)
Kesimpulan ini berdasarkan survei yang dilakukan peneliti. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

"Alam sekitar bisa berfungsi sebagai penyangga untuk mengurangi dampak merugikan peristiwa yang sangat menegangkan pada manusia," kata penulis utama studi, Masashi Soga dari The University of Tokyo seperti dilansir dari Science Daily, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pakar keseharan dari Harvard Medical School, Jason Strauss menjelaskan berinteraksi dengan alam mampu memberikan manfaat terapeutik yang menenangkan, penurunan tekanan darah dan kadar hormon stres kortisol baik dari aspek visual maupun audio.

Baca juga:

Jangan Tahan Buang Angin, Masalahnya Bisa Besar

"Pepohonan dan tanaman hijau membantu mengalihkan pikiran Anda dari pemikiran negatif, sehingga pikiran Anda tak dipenuhi dengan kekhawatiran," katanya dalam laman resmi Harvard Medical School.

Selain berjalan-jalan, mendengarkan suara alam juga menjadi solusinya. (Foto: Pixabay/Hermann)
Selain berjalan-jalan, mendengarkan suara alam juga menjadi solusinya. (Foto: Pixabay/Hermann)

Jika berjalan masih tidak memungkinkan, mendengarkan suara alam memiliki efek serupa menurut studi dalam Scientific Reports pada Maret 2017. Peneliti menggunakan pemindai MRI guna mengukur aktivitas otak seseorang saat mendengarkan suara alam. Mereka menemukan, kegiatan ini punya proses yang sama seperti beristirahat. Melihat foto pemanjangan juga bisa membantu.

Lantas berapa lama sebaiknya berada di alam? Strauss merekomendasikan 20-30 menit setiap tiga hari dalam sepekan. Namun intinya, interaksi kamu dengan alam harus diterapkan sebagai bagian gaya hidu baru di tengah pandemi.

Waktu kamu berada di alam bisa hanya sekadar berjalan-jalan setiap hari di taman atau jalan setapak yang masih memiliki banyak pepohonan. Kamu juga bisa sembari bersepeda. Hal yang harus kamu ingat, tetap menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan. (Yni)

Baca juga:

Alam Memberikan Manfaat Kecantikan pada Tanaman ini

#Traveling #Travelling #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan