Inggris Melarang Penggunaan Peralatan Makan Plastik Akhir Tahun Ini


Sudah terlambat kata Greenpeace. (Unsplash/Volodymyr Hryshchenko)
MULAI Oktober 2023, masyarakat di Inggris tidak lagi dapat membeli peralatan makan plastik, piring, mangkok, nampan, stik balon, dan barang sejenis lainnya. Inggris mengambil kebijakan larangan penggunaan plastik sekali pakai dengan membatasi penjualan alat makan plastik, seperti piring, mangkuk, nampan, cangkir, dan wadah makanan.
Laman The Verge mengungkapkan, bahwa larangan baru tersebut bakal berlaku pada Oktober mendatang. Begitu larangan diberlakukan, masyarakat tidak lagi dapat membeli atau memperoleh plastik sekali pakai, baik dari pengecer, restoran, penjual makanan, dan lokasi lainnya.
Larangan tersebut tidak akan memengaruhi piring, baki, atau mangkuk plastik yang disertakan pada makanan kemasan. Karena sudah termasuk dalam skema tanggung jawab produsen di negara tersebut. Inisiatif ini memberi insentif kepada perusahaan untuk menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang, serta memenuhi target daur ulang yang lebih tinggi.
Baca juga:
Generasi Z dan Milenial Lebih Pilih Produk Ramah Lingkungan

Larangan yang akan datang memperluas aturan negara yang ada seputar produk plastik. Pada tahun 2018 misalnya, Inggris memperkenalkan larangan microbeads, potongan kecil plastik yang ditambahkan ke produk perawatan pribadi yang dapat masuk ke saluran air dan membahayakan kehidupan laut.
Kemudian, Inggris juga memberlakukan kebijakan pembatasan ketersediaan sedotan plastik sekali pakai, pengaduk minuman berbahan plastik, dan kapas pada tahun 2020. Selain itu, pajak juga diberlakukan pada kemasan plastik impor yang tidak menyertakan setidaknya 30 persen bahan daur ulang. Negara bahkan mengenakan biaya untuk penggunaan kantong plastik.
“Dengan memperkenalkan larangan akhir tahun ini, kami menggandakan komitmen kami untuk menghilangkan semua limbah plastik yang dapat dihindari,” Rebecca Pow, menteri lingkungan Inggris, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Baca juga:
Sebutan Polisi Tidur Ternyata Asalnya dari Bahasa Inggris

Larangan Inggris mengikuti langkah Skotlandia dan Wales untuk membatasi penjualan peralatan makan dan piring plastik tahun lalu, dan terjadi setelah Uni Eropa melakukan hal yang sama pada tahun 2021
Namun, beberapa kritikus berpendapat bahwa itu masih belum cukup untuk mengatasi polusi plastik yang merajalela yang mendatangkan malapetaka di planet ini. Misalnya, menurut jurnalis lingkungan Guardian John Vidal, kebijakan itu terlalu sempit cakupannya, karena tidak mencakup botol air plastik, kantong plastik, hingga mengendalikan pembakaran sampah plastik.
Sementara itu, Meg Randles, juru kampanye politik di Greenpeace UK menyambut baik inisiatif tersebut. Namun dia mengatakan bahwa langkah itu sudah lama tertunda. Ia mengatakan, bahwa kebijakan itu ibarat 'setetes air' dibandingkan dengan tindakan yang perlu dilakukan untuk membendung gelombang sampah plastik. (waf)
Baca juga:
Karangan Bunga Mencemari Lingkungan, Solusinya?
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dinas LH DKI Ingatkan Pelaku Usaha Wajib Kantongi Persetujuan Lingkungan

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau

Budidaya Larva Black Soldier Fly Antarkan Nasabah PNM Mekaar ke Penghargaan Mata Lokal Award 2025

Kisah Chaim Joel Fetter Sediakan Pusat Kesejahteraan Anak di Sumbawa, Menunggu Uluran Bantuan Tempat Tidur

Khatib Salat Jumat Hari ini Diminta Sampaikan Pesan Pelestarian Lingkungan, Jemaah juga Ikut Tanam Pohon

Udara Jakarta tidak Sehat Buat Kelompok Sensitif, Pemprov Mau Tiru Cara Paris dan Bangkok

Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya

Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pembangkit Listrik Energi Hijau Pertama di Karimun

Benoa Bali Kantongi Predikat Pelabuhan Hijau
