Kesehatan Mental

Inferiority Complex, Ketika Seseorang Kerap Merendahkan Diri

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Selasa, 04 Juli 2023
Inferiority Complex, Ketika Seseorang Kerap Merendahkan Diri

Sedih itu wajar (Foto: Pexels/Juan Pablo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERNAHKAH kamu bertemu seseorang yang kerap merendahkan dirinya sendiri? Bisa jadi, orang tersebut sedang mengalami inferiority complex. Perasaan ini muncul karena mereka yakin dirinya lebih buruk, baik secara fisik maupun mental dari orang lain.

Dilansir Alodokter, inferiority complex adalah istilah psikologis untuk menggambarkan karakter seseorang yang rendah diri secara terus-menerus dan selalu merasa tidak mampu. Inferiority complex berbeda dari rendah hati. Orang sering keliru menggunakannya.

Rendah hati adalah sikap tidak menyombongkan atau mengagungkan diri meski mampu melakukan sesuatu, sedangkan inferiority complex justru sikap tak menghargai diri sendiri meski sebenarnya bisa berbuat sesuatu.

Inferiority complex biasanya disebabkan oleh pengalaman negatif masa kecil. Misalnya sering dihina karena kurang cerdas dibandingkan teman sebaya atau penerapan pola asuh yang membuat seorang anak merasa dirinya lemah dan tidak berdaya.

Baca juga:

Kurang Baik, 5 Sikap ini Harus Dihindari

Inferiority Complex, Ketika Seseorang Kerap Merendahkan Diri
Orang dengan inferiority complex biasanya merespons perasaan rendah diri dengan menghindar dari lingkungan sosial. (Foto: Pexels/Kat Jayne)

Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong munculnya perasaan ini, yakni kecacatan atau kekurangan fisik, belum mendapatkan pekerjaan, dan kesulitan menemukan pasangan.

Ada beberapa ciri yang terlihat pada seseorang dengan inferiority complex. Pertama, mereka kerap menujukkan sikap rendah diri.

Pada situasi ini, sebagian orang bisa tetap menghadapinya dengan cara positif dan mengingat bahwa dirinya memiliki kelebihan lain. Namun, sikap rendah diri pada inferiority complex terjadi berlarut-larut hingga memengaruhi kehidupan seseorang.

Orang dengan karakter ini cenderung terus-menerus meratapi kekurangannya dan membuat tidak fokus untuk mengembangkan diri.

Inferiority complex juga ditandai dengan munculnya rasa tanggung jawab atas kekurangan atau kegagalan orang lain. Orang dengan karakter ini cenderung menunjukkan sikap rasa bersalah atas apa yang bukan dilakukannya.

Baca juga:

Mengenal Humblebrag, Perilaku 'Merendah untuk Meroket'

Inferiority Complex, Ketika Seseorang Kerap Merendahkan Diri
Sikap rendah diri pada inferiority complex terjadi berlarut-larut hingga memengaruhi kehidupan seseorang. (Foto: Unsplash/Vince Fleming)

Orang dengan inferiority complex biasanya merespons perasaan rendah diri dengan menghindar dari lingkungan sosial dan menutup diri. Misalnya, menolak menghadiri undangan acara karena enggan berinteraksi dengan orang yang menurutnya lebih baik dari dirinya.

Penting untuk diingat bahwa perasaan ini tidak muncul dalam semalam, tetapi secara konsisten dan sulit dikendalikan.

Meski tidak semua, beberapa orang yang memiliki karakter inferiority complex akan mencoba membuat orang di sekitarnya merasa insecure seperti dirinya. Sikap ini muncul karena ia merasa iri dengan kemampuan orang lain. Karena rasa irinya tersebut, orang dengan inferiority complex bahkan juga bisa menghina orang lain.

Jika dirimu juga merasa adanya tanda-tanda inferiority complex, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mencari bantuan ke psikolog. Dengan bantuan profesional, kamu akan dibantu menggali lebih dalam apa sebenarnya yang menjadi penyebab munculnya inferiority complex. (and)

Baca Juga:

Phubbing, Perilaku Mengabaikan Orang Karena Ponsel

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bagikan