Infeksi Lokal Meningkat, Tiongkok Perketat Pembatasan di Dekat Beijing


Tempat vaksinasi sementara di distrik Chaoyang, Beijing, China, Minggu (3/1/2021). ANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS/rwa/cfo
MerahPutih.com - Otoritas Tiongkok pada Rabu (6/1) menutup sejumlah area jalan layang yang membentang di Provinsi Hebei, yang mengelilingi Beijing. Otoritas juga melarang kerumunan di ibu kota provinsi, dalam upaya terbaru untuk menghindari gelombang baru virus corona.
Provinsi yang telah memasuki "mode waktu perang" pada Selasa itu terdapat 20 dari 23 kasus penularan COVID-19 lokal baru yang dilaporkan di Tiongkok daratan pada 5 Januari, melampaui total 19 kasus di provinsi tersebut dalam tiga hari terakhir.
Jumlah total kasus di daratan, termasuk yang berasal dari luar negeri, turun menjadi 32 dari 33 pada hari sebelumnya. Hebei juga menjadi tempat atas 43 dari 64 kasus tanpa gejala (asymptomatic).
Baca Juga:
Meski infeksi-infeksi baru tetap berada pada jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan angka yang tercatat pada puncak pandemi di negara itu, yang pertama kali muncul di kota Wuhan pada akhir 2019, Tiongkok terus melakukan upaya-upaya agresif untuk mencegah gelombang baru atas virus yang telah menewaskan 4.634 jiwa di negara itu dan lebih dari 1,8 juta orang secara global.
Ibu kota Hebelu, Shijiazhuang, menjadi rumah dari hampir semua kasus COVID-19 baru di provinsi tersebut per laporan tanggal 5 Januari.
Dikutip Antara, para pejabat setempat mengatakan, pada Rabu, akan melarang kerumunan dan nonresiden untuk memasuki area perumahan. Otoritas setempat juga akan menghentikan terminal bus jarak jauh dan telah memulai tes secara besar-besaran.

Otoritas Dalian, di provinsi Liaoning di mana infeksi-infeksi COVID-19 baru telah dilaporkan dalam beberapa hari terakhir, juga melarang para penduduk dari area yang dianggap berisiko tinggi atau medium untuk menghindari perjalanan yang tidak esensial ke luar Dalian.
Otoritas lokal kerap mengimplementasikan kombinasi dari berbagai upaya termasuk tes besar-besaran, menutup sekolah-sekolah dan membatasi perjalanan bagi mereka di area dengan kluster pasien COVID-19 baru.
Pejabat bea cukai Tiongkok juga melaksanakan inspeksi rutin terhadap barang-barang impor untuk memeriksa jejak virus corona.
Pada saat yang sama, Tiongkok telah berusaha untuk membentuk kembali naratif terkait kapan dan di mana pandemi dimulai, dengan pejabat-pejabat tinggi menyoroti sejumlah studi yang diklaim menunjukkan virus tersebut mulai muncul di berbagai kawasan. Beijing juga telah menolak tuduhan adanya kesalahan penanganan terkait wabah COVID-19 di negara itu.
Baca Juga:
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan dirinya "sangat kecewa" karena Tiongkok masih belum memberikan izin terhadap satu tim ahli internasional yang ditugaskan untuk meneliti asal muasal virus corona di negara tersebut.
Tim yang berisikan 10 orang itu dijadwalkan untuk berangkat pada awal Januari untuk melacak kasus-kasus awal virus corona. Dua anggota tim berangkat namun sudah kembali, kata kepala bagian kedaruratan WHO Mike Ryan.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak langsung merespons permintaan komentar terkait tim WHO yang tidak bisa masuk ke Tiongkok. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik
