Indonesia Tidak akan Menyerah Perjuangkan Gencatan Senjata di Gaza


Tempat penampungan pengungsi warga Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza selatan (8/12/2023). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.
MerahPutih.com - Indonesia tidak akan menyerah memperjuangkan gencatan senjata segera di Gaza meskipun Amerika Serikat memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pekan lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ini sedang berada di Jenewa, Swiss untuk menghadiri pertemuan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dewan HAM PBB untuk mengupayakan gencatan senjata itu dan memastikan bantuan kemanusiaan segera disalurkan ke Gaza.
Baca Juga
Otoritas DK PBB Rusak Parah Akibat Tidak Bisa Atasi Konflik di Gaza
"Menlu Retno dan Menlu OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Palang Merah Internasional, Dirjen WHO, dan Komisi Tinggi HAM PBB," ucap Iqbal di Jakarta, Selasa (12/12).
Menurut dia, upaya Indonesia dan negara-negara OKI sudah mulai terlihat, salah satunya disepakatinya untuk memulai pembicaraan pembukaan pintu kedua untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, selain dari pintu perbatasan Rafah.
"Kami berharap segera ada kesepakatan agar dibuka satu pintu lagi untuk menyalurkan bantuan ke Gaza," kata Iqbal.
Baca Juga
Pertama Kalinya, Sekjen PBB Kirim Surat Desak Gencatan Senjata di Gaza
Iqbal lebih lanjut mengatakan bahwa Indonesia juga akan menjadi co-sponsor dari rancangan resolusi yang diusulkan Liga Arab kepada Majelis Umum PBB.
Dia juga menyampaikan bahwa Liga Arab sudah mengusulkan agar diselenggarakan sesi khusus Majelis Umum PBB untuk membahas draf resolusi yang sama seperti yang telah dibahas di Dewan Keamanan PBB.
"Harapannya draf ini dapat segera dibahas dan diadopsi," ujarnya.
AS pada Jumat pekan lalu memveto rancangan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza. Teks yang disponsori oleh hampir 100 negara anggota PBB tersebut mendapat dukungan dari 13 anggota Dewan Keamanan. Sementara Inggris, anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto, memilih abstain.
Iqbal menyatakan bahwa DK PBB telah gagal menunjukkan relevansi dalam menjaga perdamaian dunia.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Minggu (10/12) menyatakan bahwa dia tidak akan menyerah dalam menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, dan menambahkan bahwa perang tersebut telah merusak kredibilitas dan otoritas Dewan Keamanan sebagai penjaga keamanan dan perdamaian dunia. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Arab Saudi Gagas Koalisi Buat Dukungan Keuangan Langsung ke Ototitas Palestina

Hasil Penjualan Tiket Timnas Norwegia Vs Israel Didonasikan sebagai Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Lirik Lagu 'Dari Gayo Untuk Dunia' Ervan Ceh Kul, Kisahkan Perjalanan Hidup Menteri Luar Negeri Indonesia

DPR Harap Deklarasi PBB tentang Palestina Harus Ditindaklanjuti dengan Langkah Konkret, Bukan Sekadar Seremonial!

Prabowo Ajak Dunia Bertindak Atasi Bencana Kemanusiaan di Gaza, Tak Sekadar Bicara

Gelombang Dukungan Global: Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Akui Negara Palestina

Pelapor Khusus PBB Sebut 680.000 Orang Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Itu Angka Terendah

Misi Kemanusiaan Berlanjut, Timnas Norwegia Sumbangkan Keuntungan Laga Lawan Israel untuk Gaza

MUI Dorong Sanksi Tegas Aksi Gabungan Arab-Islam dan Barat untuk Akhiri Kekejaman Israel di Gaza

Pemimpin Liga Arab dan OKI Tolak Rencana Pemukiman Ulang Rakyat Palestina oleh Israel
