Indonesia Siap Tinggalkan Fase Gawat Darurat COVID-19


Indonesia siap meninggalkan fase gawat darurat pandemi COVID-19 dengan terus menjaga tingkat kekebalan penduduk tetap tinggi. (foto: freepik/tirachardz
'PANDEMI COVID-19 sudah berakhir'. Demikian Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan dengan yakin, Minggu (18/9). Klaim itu muncul di tengah ratusan orang yang masih dilaporkan meninggal akibat COVID-19.
Berbeda dengan di Indonesia, meskipun situasi pandemi COVID-19 mulai terkendali, warga diminta tetap waspada dan selalu berhati-hati. Kewenangan untukmencabut status pandemi COVID-19 faktanya ada di tangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengingat pandemi terjadi di seluruh dunia.
BACA JUGA:
Sultan HB X Sebut Masyarakat Sudah Capek dengan Pandemi dan Sulit Dilarang Bepergian
Kementerian Kesehatan RI menyatakan hampir seluruh penduduk Indonesia kini telah mempunyai antibodi dengan kadar yang lebih tinggi. "Antibodi tinggi bukan berarti tidak bisa terinfeksi COVID-19, tetapi meringankan dan mengurangi risiko meninggal karena COVID-19," jelas dr Pandu Riono, MPH,Ph.D, epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada ajang media briefing Kementerian Kesehatan RI yang digelar daring, Jumat (23/9).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berwenang mencabut status pandemi COVID-19. (foto: tangkapanlayar/Kemenkes RI)
Pada data dari survei serologi SARS-CoV-2 di Indonesia yang dilakukan Kemenkes dan tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, sebanyak 98,5 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19 per Juli 2022. Lalu meningkat empat kali lipat dari periode Desember 2021 ke Juli 2022.
Melakukan vaksinasi, terutama vaksin booster, sangat mengurangi risiko meninggal pada orang yang terinfeksi COVID-19. Dengan begitu, diperlukan akselerasi cakupan vaksinasi, terutama booster.
Data Kemenkes menunjukkan 86,97 persen penduduk Indonesia telah menerima vaksin COVID-19 dosis kedua, jumlah penerima booster baru mencapai 62.822.244 orang dari sasaran penerima vaksin 234.660.020 orang atau 26,77 persen. Walau risiko kematian akibat COVID-19 pada masyarakat yang telah dua kali divaksin hanya 0,6 persen, rasio itu tetap saja 6 kali lebih tinggi daripada risiko kematian pada masyarakat penerima vaksin ketiga atau booster yang hanya 0,1 persen.
BACA JUGA:
"Kesimpulannya, Indonesia siap meninggalkan fase gawat darurat pandemi COVID-19 dengan terus menjaga tingkat kekebalan penduduk tetap tinggi. Selalu terapkan prokes dan penggunaan PeduliLindungi serta meningkatkan kualitas pengawasan COVID-19," imbau dr Iwan Ariawan, MSPH, pada kesempatan yang sama.
Pandemi masih belum berakhir. Seolah kita sudah bisa melihat akhir dari pandemi, tapai nyatanya walau dapat melihat akhir dari pandemi bukan berarti pandemi sudah berakhir. Baiknya, Indonesia saat ini berada di posisi yang sangat baik dengan laporan kasus yang terus menurun.(DGS)
BACA JUGA:
Catat Bila Pandemi Berlalu Wajib Kunjungi Destinasi Wisata Populer di Jerman
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
