Sultan HB X Sebut Masyarakat Sudah Capek dengan Pandemi dan Sulit Dilarang Bepergian


Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: MP/Humas Pemda DIY)
MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 di Indonesia telah berlangsung lama, sejak kasus pertama pada Maret 2020 lalu.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X mengakui, pemerintah kesulitan menerapkan pembatasan sosial berskala besar di tengah pandemi yang berlarut-larut ini.
Menurut Sri Sultan, warga sudah bosan diminta berdiam diri di rumah dan membatasi mobilitas. Masyarakat saat ini sulit dibatasi tidak seperti saat penularan COVID-19 di awal-awal.
Baca Juga:
Sultan HB X Berencana Terapkan Penyekatan Kendaraan di Perbatasan
"Jelas capek. Kalau weekend juga masyarakat (dari luar) datang, (kalau tidak boleh) nanti dikira (pemerintah) mendiskriminasi," ucap Sultan di Kantor Gubernur, Senin (7/3).
Ia melanjutkan, mobilitas warga masih tinggi walau saat ini varian Omicron subvarian BA.2 atau Omicron siluman sudah terdeteksi di wilayah Yogyakarta.
Ia menilai, pemberlakuan protokol kesehatan (prokes) secara ketat jauh lebih efektif ketimbang melarang-larang mobilitas warga.
Sri Sultan mengaku tak masalah jika harus terus mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga prokes.
Baca Juga:
Pangkalan di Kota Yogyakarta Batasi Pembeli LPG 3 KG
HB X menambahkan, saat ini waktu yang tepat untuk mengubah kebiasaan hidup warga dari zaman pandemi menuju endemi. Sejumlah pembiasaan baru yang bisa dilakukan misalnya ketika sakit, warga cukup isolasi mandiri di rumah saja atau di isoter.
"Toh relatif kalau tidak ada penyakit lain yang kronis juga sembuhnya cepat, sudah sehat," katanya.
Ia mengungkapkan berdasarkan data, tren kasus positif dan meninggal dunia di wilayah DIY menurun. Sebaliknya tingkat kesembuhan meningkat.
"Semoga ini terus menurun. Trennya sekarang yang sembuh lebih banyak dari hang positif. Jika jumlah kesembuhan terus meningkat, penurunan kasus itu akan terjadi," tegasnya.
Pihaknya meminta agar pemerintah kota dan kabupaten tetap melakukan upaya untuk menekan kasus.
Jumlah kasus COVID-19 di wilayah DIY saat ini fluktuatif sekitar 2.000 per hari. (Patricia Vicka/Yogyakarta)
Baca Juga:
Komnas HAM Temukan Praktik Penyiksaan di Lapas Narkotika Yogyakarta
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
