Indonesia Mengajar Tampik Soal Stigma Buruk Pendidikan
Forum yang Digelar Indonesia Mengajar. (Foto: MP/Asropih)
MerahPutih.com - Pendidikan di Indonesia Timur tak asing dengan image negatif seperti susahnya akses jalan, minimnya fasilitas, dan rintangan budaya yang sulit dilawan.
Indonesia Mengajar mematahkan stigma negatif yang telah terbentuk tersebut.
Baca Juga:
Kabar Gembira! Lulusan Kursus Dapat Lanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono menyatakan untuk merubah stigma buruk tersebut, harus berani beragam dengan pendekatan di lapangan. Menurutnya, pengajar harus terbuka dahulu kepada mereka.
"Kita nggak pernah bisa memahami bahwa pendekatan pengembangan pendidikan itu bisa dan harus beragam tanpa kita berani mendengar dan bersikap terbuka lebih dalam tentang apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan," katanya.
Salah satu guru Indonesia Mengajar, Iffah Sulistyawati Hartana yang mendapat tugas di Maybrat Papua Barat menceritakan, dimana ia mendapatkan hal yang luar biasa, dan sangat bertolak belakang dengan pandangan atau stigma buruk yang sering didengar.
Alumni ITB ini berkata bahwa disana anak-anak lebih ramah, semangat giat belajar dan juga periang, yang menyebutnya dengan sapaan “Ibu guru Jawa”.
"Masyarakat disana juga menyesuaikan apa yang menjadi kebutuhan saya, salah satunya makan, dimana warga sekitar tepatnya ibu pendamping atau mamah piara saya membeli berbagai perabotan baru untuk makan dan juga meyediakan berbagai makanan halal sesuai dengan kebutuhan saya," kisahnya.
Baca Juga:
Pentingnya Media Sosial dan Konten Kreator Pendidikan Seksual
Dalam hal fasilitas, masalah susah sinyal ternyata tak begitu dirasakannya. Maybrat sendiri memiliki akses dan fasilitas yang sudah cukup memenuhi kebutuhan anak-anak untuk belajar disana.
Mereka bahkan sudah mulai aktif menggunakan sosial media seperti Tiktok, Instaragram sampai dengan bermain Youtube karena tersedianya komputer dan prasarana lainnya di sekolah.
"Malah saya yang diberitahu tentang beberapa berita atau kabar terbaru dari Jakarta atau belahan dunia lain, yang saya belum tau. Ternyata mereka menonton dari Youtube," bebernya.
Masyarakat Maybrat sendiri juga memiliki jiwa toleransi yang cukup tinggi, dimana ia membuktikan secara langsung. Sebagai muslim yang harus melakukan salat, mereka menyediakan fasilitas untuknya beribadah.
"Dari hal yang diceritakan, kita bisa memahami bahwa wilayah Indonesia Timur tidak semenyeramkan itu," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga:
Youtube Luncurkan Pemutar Video Bebas Iklan Khusus untuk Konten Pendidikan
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
SEA Games 2025 Thailand: Aksi Sepeda Downhill Putri Indonesia Raih Medali Perak
SEA Games 2025 Thailand: Aksi Sepeda Downhill Putra Indonesia Raih Medali Perak
Indonesia Tepis Kabar Perundingan Tarif dengan AS Terancam Batal, Sebut Cuma Dinamika
Dewan PSI Minta Disdik Cabut Izin Sekolah yang Cuek Tangani Kasus Bullying
Lapor ke Presiden Prabowo, Mendikdasmen: Bonus sudah Ditransfer Langsung
Presiden Prabowo Bentuk Satgas Darurat Jembatan untuk Siswa Pelosok
Presiden Prabowo Dorong Mahasiswa Terlibat di Proyek Strategis, Persiapkan SDM Nasional
Ketua MPR Tegaskan Indonesia Tetap Ada Sampai Kiamat di Hadapan Negara Muslim
Legislator Usulkan 3 Pilar Transformatif Generasi Digital untuk Perkuat Digitalisasi Pembelajaran
Pemprov Jateng Kembalikan Kebijakan 6 Hari Sekolah Jadi Polemik, Wagub Taj Yasin: masih Dikaji