Indonesia Kuasai Saham Mayoritas PT Freeport, Begini Tanggapan Kiai Ma'ruf


Cawapres Nomor Urut 01 KH Ma'ruf Amin (MP/Ist)
MerahPutih.Com - Pemerintah Indonesia menguasai saham mayoritas PT Freeport Indonesia dari sembilan persen menjadi 51,2 persen.
Kepastian kepemilikan PT Freeport oleh pemerintah dan dikelola PT Inalum disampaikan Presiden Jokowi. Keberhasilan pemerintahan Jokowi-JK mengambil alih saham PT Freeport Indonesia (PTFI) mendapat apreasiasi dan pujian dari cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin.
"Kita harus memberi apresiasi tinggi karena kita sudah berhasil mengambil alih saham Freeport, dari sembilan persen jadi 51,2 persen," kata Kiai Ma'ruf di Rumah Situbondo, Jakarta, Sabtu (22/12).
Dia mengatakan untuk memastikan kepemilikan saham mayoritas Freeport bukan lah sesuatu yang mudah, karena selama 50 tahun lebih, kepemilikan Indonesia atas tambang di wilayah Papua itu hanya sembilan persen.

"Perolehan 51 persen saham itu luar biasa. Beberapa presiden tak mampu ambil itu. Pak Jokowi luar biasa bisa mengambil porsi 51,2 persen," ujar Kiai Ma'ruf Amin.
Kiai Ma'ruf mengatakan persoalan Freeport selama ini kerap mengundang kegaduhan. Dia mengapresiasi kehebatan Presiden Jokowi mengambil alih saham 51,2 persen Freeport, tanpa ada kegaduhan.
"Sangat cantik caranya bisa memperoleh 51 persen saham ini, dilakukan dengan diplomasi dan pendekatan sehingga tak gaduh," kata Kiai Ma'ruf.
Dia juga mencermati dan menghargai keberhasilan pemerintahan Jokowi mengembalikan Blok Mahakam dan Blok Rokan ke pangkuan ibu pertiwi. Baginya, semua itu merupakan keberhasilan luar biasa dalam membangun indonesia lebih baik.
Mantan Rais Aam PBNU itu juga meminta tidak ada pihak-pihak yang nyinyir atas prestasi itu.
"Saya kira pengambilalihan saham Freeport ini justru harus diberi penghargaan. Jangan dinyinyiri oleh isu-isu yang sebenarnya tak perlu," ujarnya.
Lebih jauh Ma'ruf juga sebagaimana dilansir Antara menyampaikan soal utang dalam berbisnis. Menurutnya dalam bisnis, utang adalah hal yang lumrah. Yang terpenting utang diambil untuk sesuatu yang bisa dikembangkan secara produktif, seperti misalnya pertambangan Freeport.
"Dalam bisnis itu, ambil utang, bisnis berjalan, utang dibayar, lalu utang lagi untuk mengembangkan bisnis. Itu biasa. Tak masalah sepanjang bisa dipertanggungjawabkan, dan bisa dikembalikan lewat produksi," pungkas Kiai Ma'ruf.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Perempuan INTI Gelar Perayaan Hari Ibu 2018
Bagikan
Berita Terkait
Komunikasi dengan 7 Pekerja Terjebak Longsor Tambang Freeport Terputus Total

Terjebak 2 Hari, Ini Nama 7 Pekerja Korban Longsor Tambang Freeport

Insiden Longsor di Tambang Grasberg Freeport Menjebak Tujuh Pekerja, DPR Minta Keselamatan Jadi Prioritas Utama

Freeport Tutup Operasional Tambang Bawah Tanah Grasberg Demi Evakuasi Korban Longsor

Tambang Freeport Longsor, 7 Pekerja Masih Terjebak

Berbagai Musisi Mundur dari Pestapora, Penyelenggara Akhiri Kerja Sama Dengan PT Freeport Indonesia

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi
