Indonesia Kembangkan Prototipe Pajak Karbon


Perkantoran Jakarta. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Indonesia mengikuti acara World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 yang diselenggarakan di Davos, Swiss. Kegiatan tersebut digelar mulai 22 hingga 26 Mei 2022.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik, terselenggaranya event tersebut di tengah situasi global yang masih belum menentu.
Baca Juga:
Kejar Untung Dari Transisi Energi Terbarukan dan Jual Kredit Karbon
"Terutama dalam upaya pemulihan pasca pandemi dan situasi konflik antara Rusia dan Ukraina saat ini," ujarnya.
Ia menyampaikan mendukung terhadap Agenda Davos 2022 ini. Dukungan tersebut antara lain respon terhadap pandemi, pemulihan ekonomi, aksi iklim, inovasi teknologi, dan kolaborasi global untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia.
Secara khusus, menurut Airlangga, Indonesia adalah net exporter batu bara. Sedangkan untuk minyak, posisi Indonesia adalah net importer, walaupun produksi minyak Indonesia saat ini sekitar 700 kilo barel per hari.
Ia memaparkan, terkait mitigasi perubahan iklim dan transisi energi berkelanjutan, Indonesia sedang mengembangkan prototipe pajak karbon untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, dan juga melakukan retirement pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menggantinya dengan energi baru dan terbarukan (EBT) yang mempunyai model pembiayaan terjangkau dan berkelanjutan.
Saat ini, Indonesia sedang mengkaji proyek 4 GigaWatt (GW) solar power plant di Bintan yang output-nya akan diekspor ke Singapura serta untuk memenuhi keperluan domestik.

Untuk pembangkit listrik tenaga air, Kalimantan yang mempunyai sungai besar dan panjang merupakan daerah potensial yang diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 10 GW listrik.
Untuk tantangan dalam transisi energi, sebagian besar masyarakat Indonesia dengan pendapatan per kapita sekitar USD 4.000 setahun, masih belum mampu membeli energi yang lebih mahal.
Menurut Airlangga, kegiatan ini cukup baik dalam membangun komunitas pemimpin bisnis di Indonesia sebagai platform mendorong aksi iklim di seluruh sektor publik dan swasta.
Kemudian menyusun pilot project pembiayaan alam dan keanekaragaman hayati melalui mekanisme blended finance, dan mengembangkan protokol obligasi transisi sebagai peluang memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang memiliki target transisi ke industri hijau di masa depan.
Presiden WEF menyampaikan, dengan ditunjuknya Presiden RI sebagai Champion Global Crisis Response Group (GCRG) sejalan dengan isu pangan, energi, dan keuangan.
Ia menegaskan, dalam rangka mengatasi tantangan besar yang saling terkait dalam ketahanan pangan, energi, dan keuangan global akibat konflik Rusia-Ukraina, maka GCRG memegang peranan penting, khususnya dalam membantu negara-negara berkembang mengatasi krisis finansial akibat pandemi yang diperparah krisis pangan dan energi akibat konflik tersebut. (Asp)
Baca Juga:
Pemerintah Targetkan Nol Emisi Karbon di Tahun 2060
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Survei C3S: Juni 2025 Bulan Terpanas Ketiga dalam Sejarah

Tak Ada Musik di Planet Mati: 15 Musisi Satukan Suara untuk Iklim

Prochlorococcus: Bakteri Mikro Penyelamat Bumi yang Terhubung Melalui Nanotube

Perubahan Iklim Bikin Cuaca Dingin Ekstrem tak Terlalu Parah

Libatkan 15 Musisi dalam Negeri Album Kompilasi 'sonic/panic Vol. 2' Resmi Mengudara
IKLIM Kembali Hadirkan Album 'sonic/panic', Libatkan 15 Musisi Tanah Air dari Berbagai Genre

Gili Tramena di NTB Terancam Lenyap karena Perubahan Iklim

Nigeria dan Inggris Bahas Pendanaan Penanganan Perubahan Iklim

118 Juta Warga Afrika Terancam Krisis Iklim di 2023
