Indonesia Jadi Tuan Rumah Konferensi Dunia Tentang Ekonomi Kreatif
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Foto: Bekraf
Merahputih.com - Indonesia akan menggelar Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif (WCCE) untuk kedua kalinya di Bali pada November 2018.
Kementerian Luar Negeri bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan rapat persiapan WCCE di Kementerian Luar Negeri bersama sejumlah perwakilan negara-negara sahabat.
Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kemenlu Febrian Ruddyard dalam rapat persiapan tersebut mengatakan bahwa ekonomi kreatif merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di masa depan.
Diharapkan, WCCE 2018 dapat membantu meletakkan dasar bagi penciptaan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya ekonomi kreatif Indonesia.
"Ekonomi kreatif tumbuh sangat mengesankan di tanah air dan menjadi kontributor penting bagi pembangunan sosial dan ekonomi," kata Febrian di Jakarta, Kamis (3/5).
Perusahaan startup berbasis teknologi informasi seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Buka Lapak yang memulai usahanya dari bawah dalam beberapa tahun terakhir saja saat ini nilainya telah melampaui satu miliar dolar AS.
Keempat perusahaan startup Indonesia tersebut menyandang julukan unicorn karena nilai asetnya yang mencapai satu miliar dolar AS atau lebih.
Wakil Ketua Bekraf Ricky J Persik mengungkapkan bahwa sektor ekonomi kreatif menyumbang 7,43 persen dari total GDP Indonesia, atau sekitar 70 miliar dolar AS. Kurang lebih 17 juta orang bergerak di bidang ekonomi kreatif di Indonesia.
"Salah satu yang menjadi tantangan adalha bagaimana membawa industri kreatif ini menjadi penggerak utama sektor ekonomi negara di masa depan," kata Ricky.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, menyambut kehadiran Perwakilan Diplomatik negara sahabat dan delegasi dalam jamuan cocktail "Kick off Friends of Creative Economy Preparatory Meeting II".
Dia mengatakan ekonomi kreatif diprediksi akan menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan global di masa depan.
"Kini ekonomi kreatif telah menjadi sektor penggerak ekonomi dengan kapitalisasi 2,25 triliun dolar, yang menyediakan hampir 30 juta lapangan kerja di seluruh dunia, ungkap Retno.
"Yang lebih penting lagi kontribusi perusahaan unicorn tersebut mengejar lebih dari sekadar nilai ekonomis dan keuntungan finansial perusahaan semata. Namun juga telah mampu memberdayakan masyarakat setempat secara inklusif," kata Menlu. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
95 WNI Selamat dalam Kebakaran Apartemen di Hong Kong, Lapor KJRI
Bertambah, WNI Jadi Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong Berjumlah 9 Orang
Prabowo Terima Surat Kepercayaan 12 Duta Besar LBBP untuk RI
Tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Filipina Berkekuatan Magnitudo 6,9
Mikrofon Sempat Mati saat Presiden Prabowo Pidato di KTT PBB, Kemlu RI Jamin Pesan Sudah Tersampaikan
Kemlu Pastikan 134 WNI di Nepal dalam Kondisi Aman, Koordinasi dengan Otoritas Setempat Permudah Kepulangan
Israel Serang Qatar Picu Ketegangan di Timur Tengah, Kemlu Indonesia: Pelanggaran Keras terhadap Hukum Internasional
Keluarga Arya Daru Minta RDP ke DPR, Kuasa Hukum Yakin Seribu Persen Ada Pembunuhan Berencana
PBB Soroti Potensi Pelanggaran HAM di Indonesia, Kemlu RI: Segera Ditangani sesuai Mekanisme Hukum
DPR Minta Kemlu Evaluasi SOP Keamanan Diplomat Pasca Tewasnya Zetro Leonardo Purba di Peru