India-Pakistan Terancam Perang Nuklir, Indonesia Perlu Jadi Penengah


Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan. Foto: DPR RI
MerahPutih.com - Indonesia mesti turun tangan menengahi konflik yang terjadi antara India dengan Pakistan. Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan menilai, Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional memiliki kepentingan dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia.
“Indonesia dapat berperan untuk menjembatani konflik kedua negara ini apalagi Indonesia memiliki hubungan baik dengan Pakistan dan India. Peran Indonesia bersama komunitas internasional kita harapkan dapat membantu mewujudkan perdamaian di kawasan Asia,” kata Nico, dalam keterangan persnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/5).
Nico memastikan, bahwa DPR RI siap mendukung segala upaya kolektif untuk mendorong penyelesaian damai, perlindungan terhadap warga sipil, dan penghormatan terhadap integritas wilayah masing-masing negara.
“Kami mendesak agar penyelidikan atas serangan di Lembah Baisaran dilakukan secara transparan, objektif, dan di bawah pengawasan internasional untuk mencegah politisasi serta penyalahgunaan konflik," katanya.
Baca juga:
Cegah Perang 2 Negara Nuklir, Indonesia Didorong Jembatani Konflik Pakistan-India
Sementara itu, Nico juga meminta Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk menjamin keamanan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di kedua negara tersebut. Ia pun meminta agar evakuasi dilakukan bagi WNI yang tinggal di dekat lokasi perang.
"Keselamatan dan keamanan warga kita yang berada di India dan Pakistan harus diprioritaskan," tutur Nico yang juga mantan penyanyi ini.
Sekadar informasi, konflik bersenjata antara India dan Pakistan dimulai setelah terjadi serangan di Lembah Baisaran, yakni wilayah Kashmir yang berada di bawah kendali India, pada 22 April 2025.
Pada insiden tersebut, sekelompok pria bersenjata menewaskan 26 orang, 25 di antaranya wisatawan dan satu lainnya penunggang kuda lokal.
India menuding Pakistan dibalik serangan dengan mendukung, mempersenjatai, dan melatih kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap menjadi sumber kerusuhan di daerah tersebut.
Sementara di sisi lain, Pakistan menegaskan, bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik untuk gerakan pemisahan diri di Kashmir. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pelapor Khusus PBB Sebut 680.000 Orang Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Itu Angka Terendah

Kepala SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Komisi II DPR Tegaskan jangan Ada lagi Kepala Daerah yang Arogan

Di Debat Darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar

12 Siswa Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis di Kabupaten Bandung, Legislator Tekankan Pentingnya Keterlibatan Ahli Gizi

Momen Keakraban Sufmi Dasco Ahmad dan Sjafrie Sjamsoeddin saat Bertemu di DPR, Bahas Apa?

Meredam Isu Liar Pergantian Kapolri, Legislator Hingga Wamen Setneg Buka Suara Terkait Jabatan Jenderal Listyo Sigit

DPR RI Sahkan 10 Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc HAM, Ini Nama-namanya

PKB Dorong Milenial dan Gen Z Terlibat Pengelolaan Koperasi Merah Putih

Tanggul Beton Berdiri di Cilincing, DPR Ingatkan Adanya Potensi Nelayan Kecil Kesulitan Melaut

Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza
