Ilmuwan Perkirakan Ada 20 Kuadriliun Semut di Muka Bumi

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 22 September 2022
Ilmuwan Perkirakan Ada 20 Kuadriliun Semut di Muka Bumi

Perkiraan para ilmuwan tersebut dua hingga 20 kali lebih tinggi dari yang sebelumnya. (Foto: Unsplash/Yagnik Nanera)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

UKURAN semut memang kecil, tetapi tidak dengan jumlahnya. Sebuah penelitian terbaru mengatakan, terdapat sekitar 20 kuadriliun semut di muka Bumi. Perkiraan para ilmuwan tersebut dua hingga 20 kali lebih tinggi dari yang sebelumnya, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (19/9).

"Kami sangat terkejut dengan banyaknya jumlah semut yang kami temukan," kata ahli ekologi serangga Sabine S. Nooten dari Universitas Würzburg di Jerman seperti dilansir CNN, Selasa (20/9). Nooten adalah salah satu penulis utama penelitian tersebut.

"Kami hampir tidak memiliki ekspektasi apa pun karena angka-angka yang beredar sebelumnya dalam literatur ilmiah pada dasarnya adalah tebakan terpelajar, dan mereka memiliki sangat sedikit data empiris untuk digunakan. Jadi, ini adalah hal baru dari penelitian kami karena kami mensintesis data dari banyak studi empiris," tambahnya.

Baca juga:

Cara Ampuh Mengusir Semut

Ilmuwan Perkirakan Ada 20 Kuadriliun Semut di Muka Bumi
Dengan penemuan itu, peneliti dapat memprediksi seperti apa komunitas semut di masa depan. (Foto: freepik/wirestock)

Perkiraan global sebelumnya yakni antara 1 kuadriliun dan 10 kuadriliun semut, oleh ahli biologi terkenal Bert Hölldobler dan Edward O Wilson. Mereka mengasumsikan bahwa semut membentuk sekitar 1 persen dari perkiraan populasi serangga dunia sebesar 1 triliun individu.

Namun, tim peneliti dari studi itu mendasarkan perkiraan pada bukti pengamatan dari kumpulan data baru sampel semut ekstensif yang didistribusikan secara global. Para penulis mengidentifikasi dan menilai 465 studi yang sesuai, mencakup 1.306 lokasi pengambilan sampel di semua benua dan bioma utama tempat semut hidup.

Baca juga:

SpaceX Kirim Semut ke Luar Angkasa

Ilmuwan Perkirakan Ada 20 Kuadriliun Semut di Muka Bumi
Perubahan dalam pertanian atau cara penebangan hutan dapat berdampak pada jumlah semut. (Foto: Unsplash/Marco Neri)

Dengan penemuan itu, menurut Nooten, para ilmuwan dapat menggunakan kumpulan data komprehensif studi, yang mencakup 80 tahun, untuk memprediksi seperti apa komunitas atau lingkungan semut di masa depan.

Misalnya, tim memperkirakan jumlah semut yang tinggal di tanah, yang menghuni daerah tropis dan subtropis, seperti hutan Amerika Selatan, sekitar 3 kuadriliun.

"Kami mungkin sudah dapat melihat perubahan dari waktu ke waktu dalam kumpulan data kami," kata rekan penulis Patrick Schultheiss, peneliti utama sementara di Universitas Würzburg. Schultheiss menyoroti bahwa perubahan dalam pertanian atau cara penebangan hutan dapat berdampak pada jumlah semut.

"Tidak ada yang pernah mengumpulkan kumpulan data tentang semut dalam skala global," kata Schultheiss. Dia menambahkan bahwa sementara mereka tahu dari penelitian bahwa jumlah semut sangat tinggi di hutan tropis Afrika Barat dibandingkan dengan daerah di Kutub Utara, mereka tidak tahu gambaran berapa banyak jumlahnya. (aru)

Baca juga:

Entomofagi, Praktek Menyantap Serangga di Berbagai Belahan Dunia

#Sains #Fauna #Semut
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan