Ilmuwan Perkirakan Ada 20 Kuadriliun Semut di Muka Bumi


Perkiraan para ilmuwan tersebut dua hingga 20 kali lebih tinggi dari yang sebelumnya. (Foto: Unsplash/Yagnik Nanera)
UKURAN semut memang kecil, tetapi tidak dengan jumlahnya. Sebuah penelitian terbaru mengatakan, terdapat sekitar 20 kuadriliun semut di muka Bumi. Perkiraan para ilmuwan tersebut dua hingga 20 kali lebih tinggi dari yang sebelumnya, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (19/9).
"Kami sangat terkejut dengan banyaknya jumlah semut yang kami temukan," kata ahli ekologi serangga Sabine S. Nooten dari Universitas Würzburg di Jerman seperti dilansir CNN, Selasa (20/9). Nooten adalah salah satu penulis utama penelitian tersebut.
"Kami hampir tidak memiliki ekspektasi apa pun karena angka-angka yang beredar sebelumnya dalam literatur ilmiah pada dasarnya adalah tebakan terpelajar, dan mereka memiliki sangat sedikit data empiris untuk digunakan. Jadi, ini adalah hal baru dari penelitian kami karena kami mensintesis data dari banyak studi empiris," tambahnya.
Baca juga:

Perkiraan global sebelumnya yakni antara 1 kuadriliun dan 10 kuadriliun semut, oleh ahli biologi terkenal Bert Hölldobler dan Edward O Wilson. Mereka mengasumsikan bahwa semut membentuk sekitar 1 persen dari perkiraan populasi serangga dunia sebesar 1 triliun individu.
Namun, tim peneliti dari studi itu mendasarkan perkiraan pada bukti pengamatan dari kumpulan data baru sampel semut ekstensif yang didistribusikan secara global. Para penulis mengidentifikasi dan menilai 465 studi yang sesuai, mencakup 1.306 lokasi pengambilan sampel di semua benua dan bioma utama tempat semut hidup.
Baca juga:

Dengan penemuan itu, menurut Nooten, para ilmuwan dapat menggunakan kumpulan data komprehensif studi, yang mencakup 80 tahun, untuk memprediksi seperti apa komunitas atau lingkungan semut di masa depan.
Misalnya, tim memperkirakan jumlah semut yang tinggal di tanah, yang menghuni daerah tropis dan subtropis, seperti hutan Amerika Selatan, sekitar 3 kuadriliun.
"Kami mungkin sudah dapat melihat perubahan dari waktu ke waktu dalam kumpulan data kami," kata rekan penulis Patrick Schultheiss, peneliti utama sementara di Universitas Würzburg. Schultheiss menyoroti bahwa perubahan dalam pertanian atau cara penebangan hutan dapat berdampak pada jumlah semut.
"Tidak ada yang pernah mengumpulkan kumpulan data tentang semut dalam skala global," kata Schultheiss. Dia menambahkan bahwa sementara mereka tahu dari penelitian bahwa jumlah semut sangat tinggi di hutan tropis Afrika Barat dibandingkan dengan daerah di Kutub Utara, mereka tidak tahu gambaran berapa banyak jumlahnya. (aru)
Baca juga:
Entomofagi, Praktek Menyantap Serangga di Berbagai Belahan Dunia
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
