IDAI: Imunisasi Cara Paling Efektif Cegah Difteri

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 11 Desember 2017
IDAI: Imunisasi Cara Paling Efektif Cegah Difteri

Ilustrasi imunisasi

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan atau IDAI.

Sebagaimana dilaporkan Antara, Minggu (10/12), penyakit difteri sangat menular dan dapat menyebabkan kematian. Imunisasi adalah perlindungan terbaik terhadap kemungkinan tertular penyakit difteri, yang dapat diperoleh dengan mudah di berbagai fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.

Pada anak usia kurang dari setahun, imunisasi difteri dilakukan sebanyak tiga kali. Sedangkan anak usia setahun hingga lima tahun harus mendapat imunisasi ulangan sebanyak dua kali.

Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi difteri melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Siswa SD mendapatkan imunisasi saat kelas I, II, III atau V.

Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk terhadap orang dewasa. Apabila status imunisasi belum lengkap, IDAI menyarankan masyarakat untuk segera melakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat.

Kementerian Kesehatan menyatakan setidaknya sudah ada 11 provinsi yang melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat difteri di sejumlah kabupaten/kota pada kurun waktu Oktober-November 2017.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi dalam keterangan mengatakan 11 provinsi itu adalah Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.

Difteri memiliki masa inkubasi dua hari hingga lima hari dan akan menular selama dua minggu hingga empat minggu. Penyakit itu sangat menular dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat.

Gejala awal difteri bisa tidak spesifik seperti demam tidak tinggi, nafsu makan menurun, lesu, nyeri menelan dan nyeri tenggorokan, sekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah.

Namun, difteri memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau hidung yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut dengan "bull neck"

#Ikatan Dokter Anak Indonesia #Difteri
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
IDAI Soroti Buruknya Layanan Kesehatan dan Kurangnya Perhatian Negara di Kasus Kematian Balita di Sukabumi
IDAI berupaya mengatasi masalah ini melalui program Pediatrician Social Responsibility
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
IDAI Soroti Buruknya Layanan Kesehatan dan Kurangnya Perhatian Negara di Kasus Kematian Balita di Sukabumi
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Indonesia
DPR Soroti Dugaan Pelanggaran Prosedur dan Dampak Kebijakan Kemenkes Terkait Mutasi Sejumlah Dokter Anak
Ia menekankan pentingnya sistem merit, kompetensi, dan pengembangan karir dokter spesialis dan subspesialis
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
DPR Soroti Dugaan Pelanggaran Prosedur dan Dampak Kebijakan Kemenkes Terkait Mutasi Sejumlah Dokter Anak
Lifestyle
IDAI Ajak Orang Tua Jadi Role Model dalam Konsumsi Gula hingga Aktivitas Fisik
Hal ini penting untuk menghindarkan anak dari risiko yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebih seperti diabetes.
Frengky Aruan - Rabu, 27 November 2024
IDAI Ajak Orang Tua Jadi Role Model dalam Konsumsi Gula hingga Aktivitas Fisik
Indonesia
IDAI Minta Pemerintah Beri Perhatian Bahaya Gula, seperti pada Rokok
IDAI menyebut bahwa gula pada makanan dan minuman menjadi berbahaya karena tidak dianggap berbahaya.
Frengky Aruan - Rabu, 27 November 2024
IDAI Minta Pemerintah Beri Perhatian Bahaya Gula, seperti pada Rokok
Lifestyle
Diabetes pada Anak, Kenali Tanda Awal Gejalanya
Deteksi awal bisa dilakukan dengan cara melakukan medical check up pada anak termasuk pengecekan gula darah yang rata-rata masih jarang dilakukan.
Mula Akmal - Senin, 22 Juli 2024
Diabetes pada Anak, Kenali Tanda Awal Gejalanya
Indonesia
Kota Bandung Waspadai Penyebaran Kasus Difteri
Tak hanya anak-anak, difteri pun bisa menyerang orang dewasa. beberapa faktornya bisa saja karena dulu status imunisasinya kurang lengkap.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Maret 2023
Kota Bandung Waspadai Penyebaran Kasus Difteri
Fun
Mengenal Gejala Difteri Pada Anak
Kenali gejala awal penyakit difteri pada anak.
Febrian Adi - Rabu, 28 Desember 2022
Mengenal Gejala Difteri Pada Anak
Bagikan