Keloid Bisa Hilang


Keloid merupakan bekas luka yang bertekstur. (Foto: Pexels/Karolina Grabowska)
MEMILIKI bekas luka seringkali membuat kamu tidak percaya diri. Biasanya bekas luka terjadi karena sebuah kecelakaan dan akhirnya menjadi keloid. Namun, tidak perlu khawatir karena keloid bisa dihilangkan.
Dikutip Instyle, ahli bedah okuloplastik bersertifikat Dr. Christopher Zoumalan, menyatakan keloid merupakan bekas luka yang seringkali bertekstur tebal dan bergerigi. Berbeda dengan bekas luka hipertrofik yang tetap berada di dalam area luka asli dan dapat dengan mudah pudar tanpa melakukan perawatan apapun. Warna pada keloid biasanya berbeda-beda, tergantung pada warna kulit kamu. Biasanya tampak kemerahan, keunguan, atau bahkan berwarna cokelat.
Baca Juga:
Tips Menggunakan Garam Himalaya untuk Merawat Tubuh dan Pikiran
Untuk menghilangkan keloid, gunakan krim bekas luka topikal. Hal tersebut bertujuan untuk meratakan dan memperbaiki pigmentasi. Untuk keloid yang lebih parah dan sudah lama, ada baiknya melakukan perawatan di tempat profesional. Ada beberapa perawatan yang bisa kamu lakukan, seperti suntikan steroid, perawatan laser, botox, atau melakukan operasi pengangkatan bekas keloid.

Biasanya orang berpikir keloid merupakan akibat dari penyembuhan luka yang tidak tepat setelah mengalami cedera atau sayatan bedah tertentu. Namun, nyatanya keloid juga bisa disebebkan oleh jerawat.
Kulit akan memiliki keloid apabila kamu pernah membuat tato atau tindik. Cedera ringan pada kulit ini dapat terinfeksi dan berakhir dengan hal yang rumit apabila kamu tidak menanganinya dengan benar.
Baca Juga:
Tren Obati Jerawat dengan Air Garam Laut, Begini Tanggapan Dermatologi
Keloid sering muncul sebagai benjolan keras, gatal, atau nyeri di atas tempat luka pada kulit sebelumnya. Biasanya, keloid cenderung muncul selama tiga hingga enam bulan, dimulai sebagai bekas luka yang menonjol di permukaan kulit, kemudian tumbuh secara perlahan.

Perlu diketahui bahwa lebih dari 200 ribu kasus keloid baru didiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Tentunya hal ini bisa mempengaruhi sebagian besar populasi. Biasanya orang-orang keturunan Afrika, Asia, dan Latin lebih cenderung memiliki keloid dalam gen mereka. Ini akan diturunkan dari ibu, ayah, saudara perempuan, atau saudara laki-laki yang memiliki keloid. (yos)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
