Hewan Peliharaan tak Selalu Bikin Lebih Bahagia
Sebagian besar kepemilikan hewan peliharaan tidak membawa kesejahteraan.(Foto: freepik/lookstudio)
BANYAK orang yang mengklaim hewan peliharaan membuat mereka lebih bahagia, tapi benarkah demikian?
Ternyata, hasil penelitian tentang hal ini cukup beragam. Misalnya, dalam tinjauan terhadap 54 penelitian, hanya 31 persen penelitian yang menemukan hubungan positif antara kepemilikan hewan peliharaan dan kesehatan mental pemilik. Sementara itu, 9 persen penelitian ternyata menemukan hubungan negatif.
"Namun, penelitian yang dilakukan selama pandemi menunjukkan hewan peliharaan mungkin berguna selama pandemi karena isolasi sosial yang meluas," ujar lektor kepala bidang psikologi di California State University, Los Angeles, AS, Karen Wu, PhD .
BACA JUGA:
Tempat-Tempat Ini Bolehkan Tetamunya Menginap Bersama Hewan Peliharaan
Chopik dkk (2023) telah meneliti lebih jauh peran hewan peliharaan terhadap kesejahteraan selama pandemi dengan memperhitungkan karakteristik hewan peliharaan dan pemiliknya. Sebanyak 767 peserta dari seluruh dunia menyelesaikan kuesioner tentang hewan peliharaan dan kesejahteraan mereka pada Mei 2020.
Sebagian besar peserta ialah orang Amerika (59 persen), Spanyol (19 persen), atau Kanada (11 persen). Peserta disurvei mengenai karakteristik hewan peliharaan, misalnya apakah mereka memiliki hewan peliharaan, jumlah hewan peliharaan, jenis hewan peliharaan, hubungan hewan peliharaan-manusia dan kepribadian mereka sendiri, seperti gaya keterikatan, ciri-ciri kepribadian. Ukuran kesejahteraan mencakup kesejahteraan subjektif, tujuan hidup, pengaruh positif dan negatif, stres, kesepian, dan depresi. Selain itu, para peneliti juga mengajukan satu pertanyaan terbuka yang mereka kodekan secara kualitatif.
"Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar kepemilikan hewan peliharaan tidak membawa kesejahteraan. Jumlah hewan peliharaan, jenis hewan peliharaan, hubungan dengan hewan peliharaan, dan kepribadian pemilik secara umum tidak berpengaruh," ujar Wu dalam artikelnya di Psychology Today.
BACA JUGA:
Dia menambahkan, ada beberapa hubungan kecil antara kepemilikan anjing dan kesejahteraan, misalnya pemilik anjing memperkirakan kepuasan hidup yang lebih besar, tujuan hidup, pengaruh positif, dan depresi yang lebih rendah. "Namun, semua dampak ini (kecuali dampak terhadap depresi) menghilang setelah mengontrol karakteristik pemiliknya, menunjukkan bahwa orang dengan kesejahteraan yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki anjing atau bahwa orang dengan karakteristik tertentu (misalnya ekstraversi) lebih bahagia dan lebih sejahtera, cenderung memiliki anjing. Itu tak seperti anjing membuat orang lebih bahagia," jelasnya.
Meskipun biaya jarang disebutkan, hal itu membantu menjelaskan alasan kepemilikan hewan peliharaan tidak serta-merta memprediksi kesejahteraan yang lebih baik. Kerugian yang paling sering disebutkan ialah emosi negatif seperti rasa bersalah (6 persen), kematian/kehilangan/perpisahan (4 persen), gangguan dalam pekerjaan (2 persen), membersihkan hewan peliharaan (2 persen), memburuknya kesehatan seperti kekhawatiran dan kurang tidur (2 persen), dan biaya finansial kepemilikan hewan peliharaan (1 persen).
Pada awalnya mungkin peliharaan membawa kebahagiaan, tapi kemudian orang-orang menjadi terbiasa. (Foto: freepik/freepik)
Para peneliti menyimpulkan orang mengira hewan peliharaan membuat mereka lebih bahagia, padahal belum tentu demikian. Meskipun tanggapan kualitatif sangat positif, hubungan kuantitatif antara kepemilikan hewan peliharaan dan kesejahteraan hampir nol.
"Para peneliti juga berspekulasi bahwa adaptasi hedonis mungkin berperan, sehingga hewan peliharaan pada awalnya mungkin membawa kebahagiaan yang lebih besar. Namun, kemudian, orang-orang menjadi terbiasa dengan hewan peliharaan mereka dan kembali ke emosi dasar mereka," jelas Wu.(aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem