Hati-hati Terserang Cacar Api di Masa Pandemi


Cacar api menyebar lewat konta langsung. (Foto: thehealthsite.com)
DI masa pandemi COVID-19, Herpes Zoster (HZ) atau cacar api menjadi salah satu penyakit yang rentan. Hal ini diungkapkan oleh pakar penyakit kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Anthony Handoko.
"Pada masa pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 1 tahun ini, secara umum kita cenderung mengalami penurunan daya tubuh akibat stres psikis serta kelelahan yang berkepanjangan untuk selalu waspada terhadap COVID-19, maka sangatlah mungkin seseorang lebih mudah terkena HZ pada masa ini," katanya, Kamis (8/4).
Baca juga:
CEO Klinik Pramudia itu menjelaskan jika orang yang sudah terkena cacar air juga berisiko terlular cacar api apabila daya tahan tubuh lemah seperti lansia, penderita HIV/AIDS, pasien transplantasi organ, penderita kanker, stres psikis, pasien pasca operasi dan pasien yang minum obat-obatan dengan efek dapat menekan sel imun tubuh.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjangkitnya HZ adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh secara umum, serta menghindari kontak terhadap virus dari penderita HZ.
HZ sendiri disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV) yang menyebar lewat pertukaran napas dan kontak dengan lesi atau gejala di kulit. Penularan HZ terjadi ketika ada kontak langsung dengan cairan pada lepuhan ruam yang dialami penderita.
Baca juga:
Sebelum Percaya, Baca Penjelasan Tentang Mitos Vaksin COVID-19 Ini
Jika terinfeksi, mereka akan terkena cacar air, bukan HZ. Kemudian virus itu dapat berkembang sewaktu-waktu menjadi Herpes Zoster. Masa inkubasi setelah pertama kali kontak hingga timbul lesi di kulit 10 hingga 21 hari.
"HZ terutama terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun. Namun, saat ini tren kasus HZ cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan lebih sering terjadi pada perempuan. Kira-kira 30 persen populasi pernah mengalami HZ semasa hidupnya," katanya.

Gejalanya tidak spesifik. Sebelum muncul tanda ruam merah atau letih berisi air biasanya penderita merasa kelelahan, sakit kepala dan lemas yang berlangsung selama 1 sampai 5 hari.
"Bagi sebagian besar orang, rasa nyeri akan berkurang dengan menghilangnya ruam, namun bagi beberapa orang, HZ dapat menyebabkan komplikasi seperti rasa nyeri yang menetap yang dikenal dengan istilah Neuralgia Paska Herpes (NPH). Komplikasi ini muncul sebagai akibat rusaknya serabut syaraf akibat dari aktivitas virus yang berulang," ujar Anthony. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
