Harga Pangan Merangkak Naik, Ini Alasan Kemendag
Ilustrasi cabai rawit merah. (MP/Didik Setiawan)
MerahPutih.com - Berdasarkan data pemantauan harga pangan nasional dari situs Badan Pangan Nasional per Senin (8/12), cabai rawit merah tercatat naik 6,34 persen dari hari sebelumnya menjadi Rp 72.277 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting naik 1,58 persen menjadi Rp 61.454 per kilogram.
Telur ayam ras naik 1,36 persen menjadi Rp31.365 per kilogram dan beras medium naik 1,16 persen menjadi Rp 13.660 per kilogram. Di sisi lain, bawang merah turun 2,64 persen menjadi Rp 47.729 per kilogram dan Minyakita turun 0,44 persen menjadi Rp 17.602 per liter.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebutkan harga bawang merah dan cabai di sejumlah daerah saat ini berada di atas harga acuan pemerintah (HAP).
Namun, ia menegaskan bahwa produksi nasional masih mencukupi, dan kenaikan harga tersebut dipicu oleh faktor cuaca serta distribusi.
Baca juga:
“Harga rata-rata nasional bawang merah Rp47.600 (per kilogram), sedang harga acuan Rp41.500. Tapi tadi disampaikan (saat rapat) sebenarnya bawang merah itu surplus,” kata Budi usai Rapat Koordinasi Persiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (8/12).
Ia menjelaskan, angka rata-rata nasional tersebut mencerminkan kondisi gabungan berbagai daerah, termasuk wilayah timur seperti Papua yang harga komoditasnya cenderung lebih tinggi sehingga mengangkat rata-rata nasional.
Sementara, untuk cabai merah dan cabai rawit, Budi menegaskan asosiasi produsen menyampaikan tidak ada masalah dari sisi produksi, namun cuaca yang kurang baik membuat aktivitas panen menjadi terkendala.
“Cabai itu tidak kekurangan produksi. Cuma kemarin karena cuacanya tidak bagus, memanennya saja. Memanennya kan tidak bisa setiap saat. Jadi makanya tadi dicari solusinya bagaimana supaya bisa lebih efisien dalam memanennya,” ujarnya.
Menurut dia, fokus pemerintah saat ini adalah memastikan kelancaran distribusi dari sentra produksi ke daerah konsumsi melalui koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, dan pelaku logistik.
Budi menambahkan, laporan dari beberapa pemerintah daerah yang hadir dalam rakor, termasuk Sumatera Utara, menyebutkan bahwa pasokan barang kebutuhan pokok di luar wilayah yang terdampak bencana masih terkendali.
“Kalau yang di luar bencana, tadi disampaikan pasokan cukup dan terkendali. Yang perlu dijaga jangan sampai distribusinya terlambat,” ucapnya.
Untuk daerah yang terdampak langsung bencana di Sumatera, ia menjelaskan penanganan dilakukan secara khusus melalui jalur bantuan dengan mempertimbangkan kendala infrastruktur jalan yang masih dalam proses pemulihan.
“Kalau di daerah bencana itu kan memang yang kena bencana ditangani khusus dengan bantuan. Tapi di sekitarnya, yang tidak terjadi bencana, pasokan ada, terkendali,” tutur Budi.
Ia menyampaikan bahwa berdasarkan laporan asosiasi, komoditas daging dan telur saat ini dalam kondisi surplus sehingga tidak diperkirakan menjadi sumber tekanan harga menjelang Natal dan tahun baru (Nataru).
Budi menegaskan pemerintah akan terus memantau perkembangan harga bawang, cabai, dan komoditas utama lainnya, serta meminta pemerintah daerah segera berkoordinasi jika terjadi lonjakan harga di pasar.
“Kalau nanti ada lonjakan atau kekurangan pasokan, kita harus cepat komunikasi karena setelah Nataru ada Imlek dan puasa yang waktunya berdekatan,” ungkapnya.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Harga Pangan Merangkak Naik, Ini Alasan Kemendag
Harga Bapok Terbaru 7 Desember 2025: Cabai Rawit Melambung Sendiri, Mayoritas Pangan Malah Kompak Turun Drastis
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Hadapi Gangguan Cuaca Kemenkeu Yakinkan Harga Pangan Terkendali Saat Nataru
Harga Pangan Nasional Kompak Turun pada 24 November, Cabai dan Daging Sapi Paling Signifikan
Stabilitas Harga Pangan Jelang Nataru 2025/2026, Mendag Waspadai Faktor Cuaca
Makan Bergizi Gratis Diklaim Tidak Berpengaruh ke Lonjakan Harga Pangan, Kenaikan Akibat Hujan
Mentan Amran Lakukan Inspeksi Harga Sembako di Pasar Legi Solo, Tegaskan jangan Politisasi Sektor Pangan
PSI Jakarta Tolak Pemotongan Subsidi Pangan, Warga Juga Disebut Sulit Akses
Dewan Golkar DKI Duga Ada Mafia dalam Penyaluran Pangan Murah