kesehatan

Hal Yang Harus Diperhatikan Pascaoperasi Agar Tidak Menimbulkan Infeksi

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Minggu, 07 November 2021
Hal Yang Harus Diperhatikan Pascaoperasi Agar Tidak Menimbulkan Infeksi

Infeksi pascaoperasi (Sumber: Pexels/Anna Shvets)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

DALAM prosedur operasi, salah satu insiden yang bisa terjadi pascaoperasi ialah infeksi daerah operasi (IDO). IDO akan memperlambat proses pemulihan pascaoperasi. Kemungkinan terburuknya ialah bisa menyebabkan infeksi lainnya. IDO masih merupakan masalah serius dan menjadi tantangan bagi spesialis bedah di negara berkembang. Di negara berkembang, IDO terjadi 8 persen-30 persen dari semua pasien yang menjalani prosedur bedah. Kondisi ini menjadi penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas setelah operasi. Bagi para dokter spesialis bedah, khususnya di negara berkembang, IDO hingga kini masih menjadi masalah serius dan penuh tantangan disebabkan resistensi antibiotik yang tinggi.

Dokter spesialis bedah saraf konsultan & Ketua Ikatan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) Prof Dr dr Andi Asadul Islam, SpBS(K), mengemukakan insiden IDO di Indonesia bervariasi 2 persen-18 persen di 2011. Laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 2013 menyebutkan insiden IDO pada bedah abdomen sebesar 7,2 persen dan pada 2020 dilaporkan 3,4 persen. "Data pelaporan insiden IDO di Indonesia masih perlu ditingkatkan. IDO menyebabkan kematian tiga kali lipat lebih tinggi dan beban biaya yang lebih tinggi karena durasi rawat inap yang signifikan lebih tinggi dan diperlukannya intervensi medis tambahan seperti misalnya operasi ulang akibat IDO," urainya.

BACA JUGA:

Bahaya Mengintai di Balik Konsumsi Antibiotik

operasi
Hati-hati infeksi daerah operasi (Sumber: Pexels/Vidal Balielo jr)


Untuk mencegah kerugian akibat IDO dan memperlambat laju resistensi antibiotik, diperlukan langkah-langkah strategis dari berbagai sektor kesehatan. "Di bawah naungan pemerintah terutama Kementerian Kesehatan diharapkan adanya pendekatan holistik untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab profesi dokter terutama bagi dokter spesialis yang melakukan pembedahan tentang pencegahan IDO dan tatalaksana yang tepat berbasis bukti ilmiah yang spesifik karakteristik Indonesia,” lanjut Prof. Andi Asadul.

Untuk mendobrak hambatan terkait dengan pencegahan dan penanganan IDO. Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif & Tim penyusun CPG IDO menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan dengan IDO yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya. "Faktor risiko tersebut adalah risiko pada penderita terutama dengan komorbid, meliputi hiperglikemia (tingginya kadar glukosa darah yang tidak terkendali), gizi buruk, obesitas, gangguan sirkulasi iskemia (kekurangan suplai oksigen ke organ atau jaringan),
hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dan hipotermia (suhu tubuh rendah)," tutur Warsinggih.

operasi
Penyebab infeksi pada daerah operasi (Sumber: Pexels/Vidal Balielo jr)

Obesitas merupakan faktor risiko utama sejumlah penyakit yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi.
Peningkatan obesitas di Indonesia terjadi signifikan yakni sebesar 14,8% pada data Riskesdas 2013 dan
menjadi 21.8% pada Riskedas 2018. "Seseorang dengan obesitas memiliki kemungkinan terpapar IDO
sebesar 1.1 – 4.4 kali lipat," ujar Warsinggih.

Penyebabnya pun beragam. Antara lain karena peningkatan massa lemak yang mengakibatkan lemahnya sistim imun sehingga pasien rentan terhadap infeksi. "Selain faktor risiko pada penderita, di dalam CPG - IDO ini terdapat juga faktor risiko mikroorganisme dan faktor lingkungan ruang operasi serta personil bedah yang dapat diminimalisir untuk menurunkan kejadian IDO.”


Untuk hasil operasi yang maksimal, semua spesialis bedah yang terlibat dalam perawatan luka pascaoperasi harus memahami dan melakukan pengawasan dalam proses penyembuhan luka operasi termasuk pemilihan balutan pascabedah. "Terkait tatalaksana pascabedah, CPG IDO mengeluarkan rekomendasi antara lain melakukan penggantian balutan dan membersihkan luka 48 jam pascabedah dan melakukan perawatan luka menggunakan balutan interaktif (modern dressing, advanced dressing) yang dilakukan secara selektif dan sesuai indikasi,” jelas Warsinggih.


Terkait perawatan luka paska operasi, Warsinggih menekankan pentingnya menjelaskan kepada pasien atau keluarganya untuk menjaga kondisi luka operasi agar tetap terjaga dengan baik. "Untuk penyembuhan yang optima beberapa hal dapat dilakukan yaitu pertama, ikuti dengan seksama petunjuk penggunaan obat yang diberikan Dokter dan konsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Kedua, jangan dikelupas apabila terdapat bagian luka yang gatal atau kering. Biasanya relatif aman untuk mandi setelah 48 jam pascabedah, bila luka operasi ditutup menggunakan balutan / perban yang tahan air (waterproof). Ketiga, jika diperbolehkan untuk mengganti balutan / perban sendiri, cuci tangan dengan sabun terlebih dahulu dan usahakan tidak menyentuh area luka operasi. Pasang perban secara hati-hati, jangan menyentuh bagian dalam dari balutan, dan tidak mengoleskan krim antiseptik di bawah balutan/perban. Terakhir, jika ada kecurigaan pada luka, misalnya bertambah nyeri, atau berbau tidak sedap, segera konsultasikan kepada Dokter atau tenaga medis lainnya”
urainya.


Menurut Warsinggih, IDO dapat terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska bedah bahkan 1 tahun bila menggunakan implant.

#Kesehatan #Operasi Mata #Operasi Plastik #Operasi Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan