Hadiri Deklarasi KAMI, Dubes Palestina Dinilai tak Etis
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kedua kiri) dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/6/2019). (ANTARA/Suwanti)
MerahPutih.com - Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menilai bahwa alasan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun merasa dikecoh oleh Din Syamsuddin hadiri acara politik Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tidak masuk akal.
Menurutnya, untuk sekelas Duta Besar, tidak mungkin Zuhair tidak tahu alasan dirinya diundang Din Syamsuddin dalam acara deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi tanggal 18 Agustus lalu.
Baca Juga
“Alasan Dubes Palestina ini tidak masuk akal. Seorang dubes itu pasti punya staf atau analis politik,” kata Stanislaus dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (20/8).
Stanislaus yakin bahwa Zuhair pasti mengetahui tujuan asli mengapa dirinya diundang oleh Din Syamsuddin untuk datang ke Tugu Proklamasi dalam agenda deklarasi KAMI tersebut.
Oleh karena itu, dengan kehadiran Zuhair di acara deklarasi KAMI yang merupakan agenda politik kelompok oposisi pemerintah itu jelas kurang pas, apalagi dia hadir dalam kapasitasnya sebagai duta besar negara sahabat dengan Indonesia.
“Dalam hubungan diplomatik antara Indonesia dan Palestina, dimana Indonesia adalah negara yang all out mendukung Palestina, sikap Dubes tersebut sangat tidak elok,” tegasnya.
Menurut Stanislaus, seorang pejabat Dubes pasti memiliki infrastruktur intelijen yang bisa melakukan analisa dampak terkait dengan aktivitas yang akan dijalankannya, apalagi dalam kaitannya sebagai duta besar negara sahabat.
Bahkan, punya perangkat intelijen yang bisa memberikan informasi awal terkait undangan, siapa yang mengundang, motif pengundang dan lain-lain, dampak jika datang, dampak jika tidak datang termasuk siapkan alasan jika tidak mau datang.
"Ini sangat standard aktivitas seorang dubes,” ujarnya.
Apalagi seorang pejabat duta besar, pasti memiliki protokol keamanan yang berstandar. Bahkan, jika aktivitasnya itu berkaitan dengan hubungan bilateral antar negara yakni palestina dengan pejabat negara Indonesia, apalagi undangan itu dilakukan oleh masyarakat sipil yang bukan pejabat negara.
“Apalagi yang mengundang bukan pejabat pemerintah, tetapi tokoh politik oposisi. Sekelas Dubes jika mau terima tamu juga pasti cek siapa tamu tersebut, bahkan ada background cek,” jelasnya.
Baca Juga
Akun Twitter Din Syamsuddin Diretas, Pengamat: KAMI Tengah Digembosi
Perlu diketahui, bahwa dalam agenda deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi pada Selasa (18/8), Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun mengaku tak tahu jika ia diundang untuk agenda politik kelompok yang diisi oleh para mantan pejabat negara itu.
Klarifikasi ini disampaikan oleh Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia pada Rabu (19/8). (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
93 Warga Gaza Tewas Sejak Berlakunya Gencatan Senjata, Ratusan Luka-Luka
Gencatan Senjata di Gaza Bakal Buyar Jika Israel Caplok Wilayah Tepi Barat
44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian
Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit
Bantuan ke Gaza Masih Dibatasi, Sesuai Perjanjian Gencatan Senjata 600 Truk Bantuan Harus Masuk Setiap Hari
Israel Masih Ogah Buka Perbatasan Rafah, Bantuan ke Gaza Tidak Bisa Lewat
Pusat Koordinasi Pemantauan Gencatan Senjata Bakal Berkantor di Isreal, Komite Teknokrat Bakal Kelola Gaza
Trump Umumkan Fase 2 Gencatan Senjatan di Gaza, Bakal Bentuk Pemerintahan
WHO Nyatakan 15 Ribu Korban Serangan Israel di Gaza Butuh Segera Operasi Amputasi