Gua Batu Kapal yang Penuh Bebatuan Indah


Gua Batu Kapal di Solok Selatan, Sumatera Barat. (Foto: instagram@humas_solsel)
TERNYATA di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat memiliki GBK, bukan hanya DKI Jakarta saja. Bedanya kalau di Jakarta GBK berarti Gelora Bung Karno. Sementara di Solok Selatan, GBK berarti Gua Batu Kapal yang berada di Kecamatan Sangir Balai Janggo.
Wisata alam Gua Batu Kapal ini memiliki langit-langit maksimal 80 meter dengan luas konon mencapai 27 hektar. Bukan ide yang baik bila masuk ke dalam gua tanpa pendampingan pemandu lokal. Sangat berbahaya karena banyak lorong di dalamnya. Pemandu lokal mengerti jalur yang harus dilalui dan aman. Jalurnya dapat menurun atau naik yang dapat membuat orang tersesat. Bersiaplah melintasi jalanan basah, berbatu, sungai dangkal, dan sesekali tercium bau kotoran kelalawar.
Laman Arah Destinasi menuliskan gua ini terlihat kokoh dan misterius. Masuk ke dalam gua, terhampar tanah luas dengan hiasan batu-batu besar. Waktu yang tepat datang ke goa ini sebelum pukul 10 pagi. Sinar matahari yang masuk menciptakan semacam lampu sorot yang menerpa bebatuan di dalamnya. Sinar itu kemudian menciptakan keindahan warna-warna pada bebatuan.

Pemandu lokal akan memberitahu spot mana saja yang bagus dijadikan latar untuk berfoto. Biasanya yang dijadikan spot berfoto seperti latar jalinan akar pohon tua yang unik, di salah satu pintu masuk gua yang terletak di ketinggian berbeda.
Jaraknya sekitar 35 km dari Kota Padang Aro. Selama perjalanan menuju destinasi wisata ini mata dimanjakan dengan hamparan sawah yang luas, baik yang hijau maupun kuning. Begitu juga dengan jejeran rumah-rumah gadang yang menunjukan kebijakan budaya Minang. Belum lagi pemandangan gunung, bukit dan aliran sungai yang menambahkan keindahan perjalanan.
Biasanya, para pemandu akan membawa berkeliling gua sekitar dua jam, tergantung permintaan dan kemampuan menjelajah. Mereka menyarankan datang sebelum pukul 10.00 agar mendapat momen-momen cantik. Spot unik lainnya berfoto dengan latar jalinan akar pohon tua yang unik, di salah satu pintu masuk gua yang terletak di ketinggian berbeda. Bersiaplah melintasi jalanan basah, berbatu, sungai dangkal, dan sesekali tercium bau kotoran kelalawar.

Laman Arah Destinasi memuat bahwa Gua Batu Kapal merupakan salah satu potensi pariwisata di kabupaten yang masih masuk kategori tertinggal di Sumatera Barat. Gua itu ditemukan sekitar 1984, ketika ada pembukaan lahan kelapa sawit. Sejak saat itu keindahan dan keunikan gua menyebar dari mulut ke mulut.
Komunitas Geopark Ranah Minang datang untuk melakukan penelitian untuk mengukur usia bebatuan gua. Hasilnya akan digunakan untuk membantu mempromosikan pariwisata, dan membantu pemerintah daerah agar bisa mengajukan Gua Batu Kapal sebagai salah satu kekayaan geopark nasional. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum

Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000

WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit

Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
