Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 17 Juli 2020
Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis

Greta Thunberg kembali mendesak pemimpin dunia untuk mengambil tindakan dan tangani krisis iklim (Foto: twitter/@gretathunberg)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SAMA seperti pandemi virus COVID-19, masalah krisis iklim juga merupakan masalah global yang harus segera kita tangani. Krisis iklim? Ya, isu perubahan iklim menjadi isu global yang harus segera ditangani hingga banyak dari aktivis lingkungan dan ilmuwan tidak lagi menyebut 'perubahan iklim' tapi 'krisis iklim'.

Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis
Dunia tidak hanya melawan pandemi COVID-19 tapi krisis iklim (Foto: TheDigitalArtist/Pixabay)

"Jam terus berjalan, Melakukan yang terbaik tidak lagi cukup baik. Kamu sekarang harus melakukan hal yang tampaknya mustahil," tulis surat terbuka dari tagar #FaceTheClimateEmergency.

Baca juga:

Muda dan Inspiratif, Majalah TIME Jadikan Greta Thunberg Person of the Year 2019

Pada 16 Juli 2020, Greta Thunberg melalui media sosialnya mengumumkan bahwa ia dan beberapa aktivis lainnya termasuk Luisa Neubauer, Anuna de Wever, van der Heyden, dan Adélaïde Charlier. Mengirim sebuah surat terbuka kepada pemimpin di Eropa dan para pemimpin dunia untuk segera menangani krisis iklim.

"Kamu harus berhenti berpura-pura bahwa kita bisa menyelesaikan isu iklim dan krisis ekologis tanpa menangani isu ini seperti sebuah krisis," tulis surat tebuka ClimateEmergencyEU.org.

Beberapa bulan terakhir dunia menyaksikan bagaimana pandemi COVID-19 telah berdampak pada orang-orang secara global.

Selama tragedi ini, kita melihat berapa banyak, tidak semua pemimpin dunia dan orang-orang di seluruh dunia melangkah dan bertindak untuk kebaikan masyarakat.

Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis
Para aktivis lingkungan mendukung gerakan thunberg dan menyuarakan urgensi isu krisis iklim (Foto: twitter/@climatemorgan)

Pemimpin Dunia Seakan-akan Sudah Menyerah Tanpa Berusaha

Surat terbuka menulis bahwa tidak hanya para penguasa, sekarang menjadi lebih jelas dari sebelumnya bahwa krisis iklim tidak pernah dianggap sebagai krisis, baik dari politisi, media, bisnis, maupun keuangan.

Jika kita tetap mengabaikan isu krisis iklim atau menyepelekan isu ini, waktu kita akan habis. "Orang-orang yang berkuasa seperti sudah “menyerah” untuk mencari solusi nyata akan isu iklim," ucap Greta kepada Reuters.

Surat terbuka ini berisikan tuntutan-tuntutan, fakta-fakta mengenai keadaan lingkungan, dan penjelasan bagaimana kita semua harus mulai melihat urgensi masalah krisis iklim.

Baca juga:

2019 Jadi Tahun Deklarasi Status Darurat 'Krisis Iklim’ Dunia

Banyak janji-janji yang ditetapkan para pemimpin dunia tidak realistis dan justru malah tidak dijalankan. Seperti salah satunya, produksi bahan bakar fosil yang direncanakan dunia pada tahun 2030 menyumbang 120% lebih dari apa yang konsisten dengan target.

Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis
Thunberg, Neubauer, Wever, Heyden, dan Charlier membuat surat terbuka ini dengan tagar #FaceTheClimateEmergency (Foto: climateemergencyeu)

Ketika kamu membaca Laporan IPCC SR1.5 dan Laporan Kesenjangan Produksi UNEP, serta apa yang telah didaftarkan di Perjanjian Paris, menurut analisis secara ilmiah itu tidak masuk akal.

"Bahkan seorang anak dapat melihat bahwa iklim dan krisis ekologi tidak dapat diselesaikan dengan sistem saat ini," tegas surat. Thunberg, Neubauer, Wever, Heyden, dan Charlier mengatakan bahwa dunia butuh sistem dan target baru.

Banyak selebriti-selebiri terkenal seperti Leonardo DiCaprio, Mark Ruffalo, Coldplay, juga aktivis-aktivis seperti Malala Yousafzai, PETA, dan Greenpeace telah menandatangani surat ini.

19,450 individu, 150 ilmuwan, dari 50 negara sudah menandatangani surat ini, kamu sendiri juga bisa menandatangani suratnya disini https://climateemergencyeu.org.

Baca juga:

Pemanasan Global: Salju Terlihat Berwarna Merah Muda

"Mungkin meskipun kamu memiliki pilihan untuk mengabaikan krisis iklim, itu bukan pilihan bagi kami, untuk anak-anak Anda. Saat ini, tidak ada tempat di bumi di mana anak-anak menghadapi masa depan di lingkungan yang aman. Ini dan akan menjadi kenyataan selama sisa hidup kita. Kami meminta kamu untuk menghadapi darurat iklim," tutup surat tebuka ClimateEmergencyEU.org. (lev)

#Aktivis #Perubahan Iklim #Aktivis Lingkungan #Aktivis Perempuan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Indonesia
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, LPSK hanya berwenang melindungi saksi, korban, pelapor, ahli, dan saksi pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Indonesia
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Undang-Undang tersebut bakal mengintegrasikan berbagai kebijakan di kementerian dan lembaga yang saat ini masih berjalan secara sektoral.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Indonesia
Misi Kemanusiaan Dicegat Pasukan Israel, Pemerintah Diminta Segera Pimpin Langkah Diplomatik Hingga Embargo Ekonomi
Ia berharap negara-negara yang menjalin relasi dengan Israel agar segera memutus hubungan diplomatik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 02 Oktober 2025
Misi Kemanusiaan Dicegat Pasukan Israel, Pemerintah Diminta Segera Pimpin Langkah Diplomatik Hingga Embargo Ekonomi
Indonesia
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Jokowi kini ditunjuk menjadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Ia akan bertugas untuk mengatasi masalah ekonomi global hingga krisis iklim.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Indonesia
Istri Gus Dur dan Berbagai Tokoh Kunjungi Aktivis Ditahan Polisi, Kirimkan Surat Permintaan Pembebasan ke Presiden
Selain permohonan pembebasan, surat itu juga berisi permohonan penangguhan para aktivis yang telah ditahan selama lebih dari 20 hari itu.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Istri Gus Dur dan Berbagai Tokoh Kunjungi Aktivis Ditahan Polisi, Kirimkan Surat Permintaan Pembebasan ke Presiden
Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Secara geografis, Pakistan sangat rentan terhadap perubahan iklim karena menghadapi ancaman panas ekstrem sekaligus curah hujan tinggi.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Bagikan